Tiga Dekade Berkuasa, Ogah Turun Takhta

Namun, Hun Sen, tampaknya, tak khawatir. ”Pemilu akan tetap digelar dengan atau tanpa bantuan dana dari luar negeri,” tegasnya.
Sementara itu, registrasi pemilih untuk pemilu ditutup Kamis (9/11). Hanya 536.230 orang yang mendaftar. Padahal, NEC menargetkan ada 1,6 juta pemilih yang melakukan registrasi ulang.
Di Kamboja ada 9,8 juta pemilih dan 7,8 juta di antaranya sudah melakukan registrasi pada periode sebelumnya. Jika ditotal, 8,3 juta penduduk telah divalidasi dan ada 1,5 juta potensi suara yang hilang karena tak mendaftar ulang.
”Di antara 1,6 juta pemilih itu, banyak yang menjadi pekerja migran di luar negeri,” ujar Wakil Sekjen NEC Som Sorida.
Kecil kemungkinan mereka akan pulang untuk registrasi ulang pemilu. Kelompok pembela hak-hak pekerja migran sudah meminta registrasi dilakukan di perbatasan Thailand atau negara tempat mereka berkerja, tapi NEC menolak.
Direktur Komite Pemilu Bebas dan Adil di Kamboja Koul Panha mengungkapkan bahwa rendahnya angka partisipasi penduduk juga disebabkan intimidasi dan ketegangan politik. Orang-orang ketakutan.
Hun Sen bahkan pernah mengancam bakal terjadi perang jika Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpinnya kalah di pemilu mendatang. (Reuters/sha/c10/any)
PM Kamboja Hun Sen memastikan tak ada yang menggangu rencananya untuk terus berkuasa
Redaktur & Reporter : Adil
- Bapak Anak
- Pantau Pemilu Kamboja, Putu BKSAP: Semua Gembira, Tidak Saling Menghujat
- Kubu Oposisi Kamboja Hancur Lebur, Kem Sokha Divonis 27 Tahun Penjara
- Positif Tertulari Covid-19, PM Kamboja Hun Sen Batal Menghadiri KTT G20
- PM Kamboja Laporkan Hasil Kunjungan, Pak Jokowi Kembali Bicara Tegas soal Myanmar
- ASEAN Dilanda Perpecahan, Bapak Ini Pemicunya