Tiga Petinggi Buruh Berjamu ke Jokowi, Apa yang Dibicarakan?
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, mengatakan rencana buruh menggelar aksi besar-besaran untuk memperingati Mayday sekaligus menentang Omnibus Law Cipta Kerja, sejauh ini belum berubah.
Menurut Andi, wacana itu tidak akan surut sepanjang Presiden Jokowi belum membatalkan sejumlah aturan tentang ketenagakerjaan di Omnibus Law.
"Tentunya serikat buruh, tiga serikat buruh besar yang tadinya sudah menyiapkan aksi besar-besaran pada 30 April, yang awalnya akan demo besar ratusan ribu orang masuk Jakarta. Kami juga memperhatikan betul anjuran pemerintah mengenai social distancing," kata Andi usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/4).
Andi menerangkan dirinya baru saja berdiskusi dengan Jokowi membahas hal tersebut. Turut bersamanya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban.
Dalam pembahasan itu, kata Andi, Jokowi menerima sejumlah masukan dari perwakilan buruh.
"Itu yang kami bahas secara terbuka tadi. Dan presiden mendengarkan serta merespons dengan cukup baik. Kami menunggu saja pengumuman yang mungkin langsung disampaikan presiden. Kami tidak boleh bicara di sini. Presiden akan menyampaikan langsung keputusan beliau mengenai Omnibus Law," kata Andi.
Sebelum keputusan Omnibus Law belum diputuskan, Andi mengaku pihaknya terus melakukan konsolidasi gerakan.
Pematangan aksi mengarah kepada teknis lapangan yang mengatur soal pencegahan virus Corona. Dia menjanjikan buruh tetap menggelar aksi apabila Presiden Jokowi tidak mengakomodasi kepentingan kelompok proletar.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, bersama presiden KSBI bertemu Presiden Jokowi membicarakan perkembangan Omnibus Law Cipta Kerja.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada