Tiga Serangkai

Oleh: Dahlan Iskan

Tiga Serangkai
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Setelah tengah malam saya bekerja dengan orang-orang percetakan.

Setelah subuh saya bekerja bersama karyawan distribusi. Baru tidur setelah pukul 06.00 pagi.

Pukul 09.00 sudah harus bangun. Bekerja bersama orang-orang administrasi.

Begitulah tiap hari. Sampai Fajar terbit kembali. Sampai semuanya berjalan lancar.

Tiap hari pula makannya nasi bungkus. Tidak bisa makan banyak. Toilet kantor itu lebih buruk dari toilet terminal bus masa lalu. Di dalam kamar mandinya harus ada ganjal bata agar kaki tidak terendam air.

Setelah itu saya masih begitu sering ke Makassar. Fajar harus berhasil. Harus jadi yang terbesar di Sulsel.

Alwi tidak ikut pekerjaan seperti itu. Dia serahkan sepenuhnya kepada saya.

Begitu Fajar sukses, saya kian jarang ke Makassar. Sudah waktunya disapih. Apalagi, Fajar bisa benar-benar menjadi yang terbesar di sana. Belakangan mampu membangun gedung baru 17 lantai yang sangat megah di pusat kota.

Di Makassar memang ada istilah 'tiga serangkai' yang sangat terkenal: Jusuf Kalla, Aksa Mahmud, dan Alwi Hamu. Mereka pengusaha.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News