Tiga Tahun Jadi Penjual Rambak, Densus 88 Gerebek Terduga Teroris
jpnn.com - BANYUWANGI - Ketenangan warga Banyuwangi terusik Senin malam lalu (22/12). Sekitar 20 anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersenjata lengkap menggerebek kawasan Perumahan Puri Brawijaya Blok NN/02, RT 3/RW 4 Lingkungan Baluk, Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi, pukul 19.00.
Jawa Pos Radar Banyuwangi melaporkan, kedatangan puluhan anggota Densus 88 itu ternyata bertujuan menangkap Adi Margono, 44, warga setempat
Bapak tiga anak yang sehari-hari berjualan rambak tersebut diciduk karena diduga terlibat jaringan terorisme.
Adi disergap pukul 19.15. Saat ditangkap, pria asal Semarang itu tidak berontak. Pria bercambang tersebut hanya pasrah. Begitu ditangkap, Adi yang hampir tiga tahun tinggal di perumahan tersebut langsung dimasukkan ke mobil Densus 88 yang sudah bersiaga di depan Musala Nurul Janah.
Jarak rumah Adi dengan musala sekitar 100 meter. Kawasan perumahan itu cukup padat penduduk. Tak sedikit polisi yang tinggal di kawasan tersebut. Bahkan, ketua RW tempat tinggal Adi adalah anggota kepolisian yang berdinas di kesatuan pelaksanaan pengamanan pelabuhan (KP3).
Penangkapan Adi sangat mengejutkan warga karena tidak ada gelagat mencurigakan dari pria kelahiran Semarang, 16 Agustus 1968, itu. Jajaran Polres Banyuwangi pun terkesan kecolongan atas tertangkapnya Adi tersebut. Polres tidak tahu ada pergerakan Densus 88 ke rumah Adi. Polisi terlihat bersiaga setelah Adi ditangkap dan dibawa mobil Densus 88. Hingga malam hari dua anggota kepolisian terlihat bersiaga di kawasan perumahan yang jaraknya tak begitu jauh dari Mapolres Banyuwangi itu.
Seperti apa situasi penangkapan Adi Margono? Tak satu pun media tahu penangkapan tersebut. Awak media datang setelah personel Densus 88 meninggalkan tempat. Namun, ada beberapa warga yang melihat proses penangkapan. "Usai salat jamaah, saya berjalan bareng dengan Pak Adi. Hanya beberapa langkah meninggalkan masjid, Pak Adi langsung ditangkap," kata Slamet, warga setempat.
Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, di rumah tersebut Adi tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Saiful, 31, warga perumahan setempat, sangat kaget atas penangkapan tetangganya tersebut. Dia tidak mengira beberapa orang yang menyanggong sejak magrib di perumahan itu adalah anggota antiteror. Bahkan, ada beberapa anggota Densus 88 yang ikut salat.
"Tadi itu (Senin) mulai magrib banyak orang yang mondar-mandir di sekitar perumahan. Beberapa jalan masuk menuju rumah Pak Adi juga dijaga beberapa orang. Saya cuma bingung, mereka itu siapa? Yang nyanggong saat magrib itu berpakaian preman," jelasnya.
Saiful menambahkan, pada saat penangkapan terduga teroris tersebut, dirinya sedang berada di depan rumah. Seusai salat Isya, terdengar suara gaduh di dekat musala tak jauh dari rumahnya. "Ada suara gubrak seperti orang bertengkar. Saya langsung menuju suara gaduh itu, ternyata Pak Adi ditangkap. Dia langsung dimasukkan ke dalam mobil," terangnya.
Sampai kemarin sore (23/12) rumah warna kuning milik Adi tersebut sudah tidak berpenghuni lagi. Pintu rumah dan jendela rumah itu juga terlihat terkunci rapat. Menurut warga sekitar, anak dan istri Adi saat ini tinggal di rumah ibunya di Jalan Candi Simping, Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi. "Tadi malam (Senin malam) istri dan anaknya langsung pergi ke rumah ibunya. Saat ini rumah itu kosong tidak berpenghuni," kata salah seorang tetangga Adi kemarin.
Sementara itu, istri Adi, Nuning, terlihat mengurung diri di rumah ibunya di Jalan Candi Simping. Dia menolak ditemui wartawan. Perempuan yang sedang hamil lima bulan tersebut mengaku lagi tidak enak badan. Dari keterangan beberapa warga, Nuning menikah dengan Adi sejak 2007.
Apa tanggapan kepolisian? Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Ronny F. Sompie menjelaskan, Adi ditangkap karena ada informasi keterlibatan tersangka dalam menyuplai senjata dan amunisi untuk jaringan teroris di Aceh. Ronny menerangkan, pelatihan militer yang dilakukan teroris itu dipasok senjata dari Adi. "Itulah yang membuat polisi bertindak cepat," ucapnya di Mabes Polri kemarin.
Peran lain tersangka adalah mengantar terduga teroris lainnya untuk pelatihan militer di Jantho, Aceh. Misalnya Saiful alias Gaplek, Zuher, dan Kuncoro. "Bahkan, tersangka ini juga terhubung dengan kelompok terduga teroris lainnya," jelas dia.
Adi juga sempat mengantar Guntur Amuntai, terduga teroris yang terlibat dalam perampokan di Medan. Perampokan tersebut dilakukan bersama kelompok Bos alias Sabar. "Saat ini semua itu sedang didalami," ungkapnya. Tujuan penangkapan Adi adalah menguak peran terduga teroris lainnya yang terlibat berbagai kegiatan yang bisa menimbulkan teror tersebut. (tfs/nic/c1/aif/idr/c9/kim)
BANYUWANGI - Ketenangan warga Banyuwangi terusik Senin malam lalu (22/12). Sekitar 20 anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersenjata
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Honorer Titipan Mencuat Menjelang Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Bu Sri Punya Usulan
- Bea Cukai & Polri Gagalkan Penyelundupan 38,9 Kg Sabu-Sabu dan 29.182 Butir Ekstasi
- Besok Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Perhatikan Syarat Khusus
- 5 Berita Terpopuler: Arogansi Oknum Pengusaha Surabaya Luntur, Aksi Suruh Siswa Menggonggong Berujung Borgol
- Momen Seskab Teddy Dampingi Presiden Prabowo Temui Presiden Joe Biden di Gedung Putih
- Wamentrans Viva Yoga Berencana Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Program Food Estate