Tiga Terduga Teroris tak Ada Kabar, GAPAI Sumut Segera Praperadilkan Kapolri
jpnn.com, MEDAN - Tiga terduga teroris yang diciduk tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Medan, Sumatera Utara, hingga kini belum ada kabar. Bahkan keberadaan mereka juga tidak diketahui di mana.
Informasi terakhir, keluarga maupun kerabat ketiganya belum menerima laporan sedikitpun dari pihak kepolisian.
Tak adanya kejelasan akan status hukum ketiga terduga aksi teror tersebut, Gerakan Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut melalui Tim Pencari Aktivis dan Ulama (TPAU) membuat pengaduan orang hilang di Polda Sumut.
Hal ini sebagai bentuk protes akan proses penangkapan dan penyelidikan yang dilakukan Densus 88, terhadap ketiga terduga.
“Kita pertanyakan kembali ke Polda Sumut soal tiga aktivis yang hilang. Kita buat pengaduan orang hilang meski akhirnya ditolak dan kasusnya ditangani Densus 88. Namun, pihak keluarga tidak ada diberikan informasi bagaimana keadaan tiga orang yang ditangkap,” ungkap Koordinator TPAU, Ade Lesamana, kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group), hari ini (11/6).
Ditegaskan Ade, ada kesewenang-wenangan tim Densus 88 atas penangkapan tiga terduga teroris tersebut. Untuk itu, kata dia, pihaknya berencana akan melaporkan juga ke Komnas Perlindungan Anak.
Menurut Ade Lesamana, penangkapan yang dilakukan tim Densus 88 telah menyalahi prosedur. Selain itu, tak mengikuti KUHAP, dan malahan memberikan efek traumatis kepada pihak keluarga.
“Kita akan Prapid terhadap penangkapan yang dilakukan Densus 88. Kita akan mem-Prapidkan Kapolri karena dia pimpinan tertinggi,” tuturnya. (fir)
Tiga terduga teroris yang diciduk tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Medan, Sumatera Utara, hingga kini belum ada kabar. Bahkan keberadaan mereka
Redaktur & Reporter : Budi
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- Kapolri Minta Masyarakat Tak Memaksa Berkendara Jika Lelah Menyetir
- Kapolri Bentuk Direktorat PPA dan PPO, Positif Bagi Perempuan dan Anak
- Soroti Kasus Kekerasan Seksual Diselesaikan Lewat Pernikahan, Sahroni: Logika Keliru
- Direktorat PPA &PPO Diharapkan Dorong Peringkat Kesetaraan Gender Indonesia