Tiga Warisan Dokumenter Indonesia Diakui UNESCO
Selasa, 12 Desember 2017 – 06:03 WIB

Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Foto Radar Semarang/JPNN.com
Sedangkan arsip tsunami Samudera Hindia diusulkan oleh Arsip Nasional RI secara joint nomination bersama Sri Lanka.
Warisan dokumenter ini terdiri atas satu set arsip dalam berbagai media yang mencatat kejadian tsunami Samudera Hindia, tanggap bencana, serta sebagian besar tentang rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Tsunami Samudera Hindia yang terjadi pada 26 Desember 2004 mempunyai ketinggian gelombang melebihi 30 meter dan menimbulkan kerusakan luar biasa di Bangladesh, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, dan 12 negara lainnya. Korbannya mencapai lebih dari 310 ribu jiwa," tutur Arief. (esy/jpnn)
Pengakuan internasional terhadap arsip konservasi mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu terkini
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
BERITA TERKAIT
- Dorong Kantor Ledeng jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia, Pj Wali Kota Palembang Menyambangi UNESCO
- Ahmad Muzani Dukung Dangdut Didaftarkan jadi Warisan Tak Benda Asli Indonesia ke UNESCO
- Tolong Dicatat, Indonesia Bakal Punya Monumen Reog
- Situs Megalitik Gunung Padang Diusulkan Jadi Warisan Dunia UNESCO
- Menbud Fadli Zon Sampaikan Pesan Kebangsaan, Logo Kementerian Kebudayaan Diluncurkan
- Kebaya Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Malaysia Merasa Bangga