Tiket Pesawat Mahal, Gubernur Bertemu Bos Lion Air, Hasilnya?
jpnn.com, MATARAM - Sebagai daerah yang mengandalkan industri pariwisata, NTB menjadi salah satu provinsi paling terpukul akibat mahalnya harga tiket pesawat.
Gubernur NTB H Zulkieflimansyah menjelaskan, kenaikan harga tiket harus dilihat secara lebih komprehensif. Harga tiket mahal karena ada upaya pemerintah meningkatkan keamanan penerbangan.
Ia mencontohkan, maskapai Lion Group selama ini beroperasi 11 jam per hari sebagai salah satu strategi mengejar tiket murah. Tapi dengan 11 jam, jadwal Lion Group sering telat dan mendapat protes warga.
Sekarang beroperasi tujuh jam supaya bisa tepat waktu. Tapi konsekuensinya tiket tidak bisa murah lagi. Kondisi itu kini justru sekarang menjadi keluhan penumpang, harga tiket terlalu mahal.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Liburan ke Luar Negeri Lebih Murah
Setelah bertemu dengan Rusdi Kirana, pemilik Lion Air Group yang juga Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Zul mengungkapkan, pihak maskapai meminta bantuan kepada pemerintah daerah. Banyak komponen biaya yang harus ditanggung maskapai saat ini.
Seperti pajak, biaya parkir, hingga harga avtur yang mahal. Sehingga biaya operasional tinggi, sementara penumpang sedikit.
"Mereka ingin kita ngomong ke Angkasa Pura untuk menurunkan pajak dan biaya parkir," katanya.
Belum ada solusi bagi harga tiket pesawat yang mahal yang sudah nyata memukul sektor pariwisata termasuk di NTB.
- Mulai 20 November 2024, Lion Air Buka Rute Palembang - Denpasar
- Polisi Tangkap Buronan Asal Bima NTB
- 3 Cagub NTB Ungkap Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Guru Honorer
- Kurang Bayar Gaji PPPK Sudah Dibereskan, Alhamdulillah
- Cuaca Buruk, Lion Air Tujuan Bengkulu Dialihkan ke Palembang
- KPK dan DLHK Tertibkan Tambang Emas Ilegal di Lombok Barat