Tiket Pesawat Mahal, Okupansi Hotel Masih Stabil
jpnn.com, BALIKPAPAN - Kinerja industri perhotelan di Kalimantan Timur belum terdampak tingginya harga tiket pesawat dan pemberlakuan garasi berbayar.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesian (PHRI) Kaltim HM Zulkifli mengatakan, hampir seluruh daerah mengeluhkan persoalan mahalnya tiket dan bagasi berbayar.
“Berbeda halnya dengan di Jawa, terutama di daerah yang menjadi tujuan wisata. Peningkatan harga tiket pesawat plus bagasi berbayar membuat penurunan tingkat hunian hotel bahkan hingga puluhan persen,” ujar Zulkifli, Selasa (19/2).
Dia menjelaskan, setiap awal tahun aktivitas di perhotelan masih jarang. Hal itu karena 30 persen kegiatan hotel di Kaltim masih berasal dari pemerintahan.
Di Kaltim, kegiatan di hotel akan meningkat pada akhir tahun bahkan meningkat 20 persen dibandingkan bulan pertengahan tahun.
“Awal tahun memang biasa stagnan. Sebab, pemerintah itu biasanya berkegiatan mulai Maret sampai April,” tambah Zulkifli.
Pihaknya belum bisa memastikan seberapa besar pengaruh penurunan tingkat hunian akibat mahalnya tiket pesawat dan bagasi berbayar. Namun, yang jelas masih stabil.
“Artinya, masih stagnan karena awal tahun. Akan tetapi, untuk hotel di Jawa sudah sangat berpengaruh akibat penerapan tiket pesawat dan bagasi berbayar,” tutur Zulkifli.
Kinerja industri perhotelan di Kalimantan Timur belum terdampak tingginya harga tiket pesawat dan pemberlakuan garasi berbayar.
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
- Soal Sertifikasi Halal, Asosiasi Hotel Minta Diskusi dengan BPJPH
- AirAsia Tawarkan Tiket Pesawat Ke Tiongkok dengan Harga Terjangkau
- Browser Safari di iPhone, iPad & MacBook, Muncul Website Ini untuk Pencarian Hotel
- Cara Menemukan Penerbangan Termurah di Google Flights
- Mengurai Penyebab Tingginya Harga Tiket Pesawat di Indonesia