Tiket Pesawat Naik Rp 50-60 Ribu, Menhub: Itu Tidak Berat

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai memberlakukan penyesuaian atau kenaikan tarif angkutan udara penerbangan domestik, mulai, Selasa (26/2) kemarin.
Kenaikan tarif dilakukan mengingat biaya operasi maskapai semakin membengkak, karena harga avtur dan melemahnya nilai rupiah terhadap US Dollar.
Menteri Perhubungan, E.E Mangindaan mengatakan, kebijakan untuk menaikkan tarif maskapai penerbangan sudah melalui pertimbangan matang. Kenaikan tarif berkisar Rp 50 ribu ini diyakini Mangindaan tak terlalu memberatkan bagi penumpang.
"Sudah kita pertimbangkan semuanya, dan saya kira tidak terlalu berat karena Rp 50-60 ribu itu sudah yang paling rendah," ujar Mangindaan di kantornya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (27/2).
Kenaikan tarif ini kata Mangindaan disesuaikan dengan menguatnya nilai dollar terhadap rupiah. Pihaknya mengklaim terus melihat perkembangan nilai dollar terhadap rupiah. "Itu pasti, setiap saat kita kaji kok. Setiap tiga sampai enam bulan pasti ada kajian kok," terang dia.
Kendati begitu, Mangindaan menegaskan bahwa kenaikan tarif ini bisa kembali ke harga normal bila nilai dollar terhadap rupiah turun atau kembali stabil.
"Dengan sendirinya bisa turun, per tiga bulan itu kita lihat. Kalau memang sudah turun dan sebagainya, surcharge ini kita cabut. Minimal sampai dollar mencapai level Rp 10 ribu lah, sekarangkan masih Rp 12 ribuan," tukasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai memberlakukan penyesuaian atau kenaikan tarif angkutan udara penerbangan domestik, mulai, Selasa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Harga Emas Hari Ini, Senin 7 April 2025 Merosot Tajam, Ini Perinciannya
- Prabowo & Anwar Ibrahim Bahas Dampak Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
- Pertamina Energy Terminal Pastikan Jaga Keandalan Pasokan BBM dan LPG
- Bank DKI Lakukan Pemeliharaan Sistem, Begini Respons Stafsus Gubernur Jakarta
- Volume Kendaraan Meroket, ASDP Pastikan Layanan Arus Balik di Pelabuhan Bakauheni Aman & Terkendali
- Tarif Impor AS Naik, Industri Mebel Indonesia Terancam Lesu