Tiket Rp 6 Ribu untuk Saksikan Atraksi Buaya Rebutan Itik
Sejak saat itu, koleksi buayanya terus bertambah, meski setiap saat ada saja yang membeli untuk dipelihara atau untuk kepentingan lain.
Ketika Lo Than Muk meninggal pada 2007, usaha itu diturunkan kepada kedua anaknya, Robert Lo dan Robin Lo. Sedangkan sang ibu, Lim Hui Cu, membantu menjaga kasir. Sekarang penangkaran Asam Kumbang itu diklaim pemerintah Kota Medan telah menampung sekitar 2.600 ekor buaya yang kebanyakan spesies buaya muara.
’’Yang paling tua berumur 50 tahunan. Ada juga yang sudah berusia 40 tahun. Masing-masing kami pisah-pisahkan agar pengunjung tahu besarnya seberapa. Pokoknya, yang di kandang ini kebanyakan yang masih muda,’’ ujarnya.
Yang mencengangkan dan sulit dipercaya, ribuan buaya itu ternyata hanya diurus oleh tiga pekerja. Salah satunya, Yayan Kurniawan. Remaja 16 tahun itu baru bekerja selama lima bulan di rumah penangkaran buaya milik keluarga Lim tersebut.
’’Saya tidak punya biaya untuk sekolah lagi setelah tamat SMP. Akhirnya saya melamar ke sini untuk mengurus buaya-buaya ini,’’ kata Yayan yang rumahnya tak jauh dari Desa Asam Kumbang.
Sebelum bergabung di rumah penangkaran buaya itu, Yayan belum pernah mengunjunginya. Dia hanya tahu dari cerita orang-orang di desanya. ’’Kebetulan di sini butuh pegawai, saya lalu melamar,’’ imbuh remaja lugu tersebut.
Sebagai pegawai baru, Yayan belum diberi tugas menangkar buaya sendiri seperti dua pegawai lainnya. Setiap hari dia masih diberi pekerjaan ringan. Yakni membersihkan sekitar kandang dan rawa. Bila waktu makan buaya tiba, dia juga diminta memberi makan hewan mematikan tersebut.
’’Kadang saya juga membeli itik. Sehari bisa sampai 300 ekor. Buaya-buaya itu diberi makan setiap sore sekaligus untuk pertunjukan bagi pengunjung,’’ jelasnya.
Di Medan, Sumatera Utara, ada sebuah penangkaran hewan yang istimewa. Betapa tidak istimewa kalau yang ditangkar sekitar 2.600 ekor buaya. Hebatnya
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara