Tikungan Lion
Oleh: Dahlan Iskan
Saya sempat dipinjami fasilitas kantor Tiga Utama di Makkah. Di situ kami bikin koran berbahasa Indonesia di Makkah. Kami bekerja sama dengan koran Makkah: AnNadwa.
Salah satu redaktur kami, Anda sudah tahu: Said Aqil Siroj. Ketika beliau masih mahasiswa S2 atau S3 di Makkah.
Kalau saja tahu kelak beliau jadi ketua umum PBNU yang hebat, kami tidak akan berani mem-bully begitu seringnya.
Haji Latief punya banyak humor. Terutama ketika memimpin manasik (latihan apa yang harus dilakukan di Makkah dan Madinah selama naik haji).
Yang paling sulit tentu menghafalkan doa-doa yang panjang. Dalam bahasa Arab pula, padahal zaman itu banyak yang naik haji belum bisa membaca doanya.
Haji Latief punya jalan keluar yang jenaka. "Nanti waktu mengelilingi Ka'bah 7 kali, kalian pasti lupa doa-doa yang sudah diajarkan. Tidak masalah. Itu tidak menggagalkan haji. Yang penting kalian memuji saja nama Tuhan. Tuhan punya 99 nama. Sebut saja salah satunya. Ucapkan nama itu terus menerus. Misalnya: Ya Latief....Ya Latief... Ya Latief....".
Di usaha haji dan umrah, tikungan baru menghasilkan banyak yang jatuh terguling. Belum terlihat siapa yang menyalip siapa. (*)
COVID-19 itu bisa ibarat tikungan maut di dunia bisnis. Lion Air salah satu yang bisa memanfaatkan tikungan itu untuk menyalip. Garuda Indonesia...
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi