Tikus Gigi Jelek dan Bandara Ungguli Penang

Tikus Gigi Jelek dan Bandara Ungguli Penang
Tikus Gigi Jelek dan Bandara Ungguli Penang

jpnn.com - SEHARI kemarin, hari Minggu pagi, 5.000 lebih tikus berhasil digeropyok petani di Karawang, Sleman, dan Klaten. Musim hujan yang panjang tahun lalu, juga tahun ini, membuat petani sangat bernafsu tanam padi setahun tiga kali. Hasilnya memang baik. Tapi, beberapa kabupaten yang epidemi tikus harus menderita karena dihancurkan binatang pengerat itu.

Di Sleman, Jogjakarta, seperti dilaporkan Bupati Sri Purnomo kepada saya, 500 hektare sawah sampai puso. Yang 1.500 hektare lagi tidak bisa panen normal.

Di Klaten, seperti dilaporkan Wakil Bupati Hj Hartini, lebih parah lagi. Lebih 1.500 hektare yang puso. Bahkan, saat saya berdialog dengan petani, tiga petani menyatakan, sudah empat kali tanam gagal total. Petani yang menanam, tikus yang memanen.

Seperti juga tikus-tikus berdasi di Jakarta, tikus sawah di Klaten, Sleman, dan Karawang ini sulit diberantas. Ini karena makanan terus tersedia. Bukan saja setahun penuh selalu ada tanaman padi, tapi juga karena musim tanamnya tidak serempak. Dengan demikian, selalu saja ada tanaman padi yang menjelang bunting setiap saat.

"Tikus memang sangat senang makan batang padi yang menjelang bunting," ujar Dr Ir Darmadji, satu-satunya doktor ahli tikus di Indonesia. Alumnus Universitas Gadjah Mada ini melihat, tidak ada jalan lain, kecuali petani berubah pola tanamnya.

Tikus itu, ujar Dr Darmadji kepada saya, berkembangnya amat pesat. Hamilnya cuma tiga minggu. Sekali melahirkan bisa delapan anak dan selalu berpasangan jantan-betina. Induknya sendiri sangat doyan kawin.

Baru 40 jam melahirkan sudah berahi lagi. Sudah bisa kawin lagi. Beranak lagi. Delapan lagi. Seekor tikus yang bunting pada saat padi ditanam sudah bisa jadi 50 ekor saat padi mau dipanen.

Sebanyak 5.000 tikus yang digeropyok kemarin itu, kalau dibiarkan, sudah bisa menjadi 40.000 bulan depan. Di depan kelompok tani, baik di Sleman maupun di Klaten, saya minta BUMN pupuk, PT Pupuk Indonesia (Persero), menggerakkan brigade antihama untuk mengatasi hama tikus ini. Seluruh direktur utama (Dirut) pabrik pupuk (Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Kujang, dan Sriwijaya) tidak bisa ber-weekend kemarin. Semua berhari Minggu bersama tikus.

SEHARI kemarin, hari Minggu pagi, 5.000 lebih tikus berhasil digeropyok petani di Karawang, Sleman, dan Klaten. Musim hujan yang panjang tahun lalu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News