Tim Ekspedisi Australia Temukan Artefak Berusia 100 Tahun Di Antartika
"Ini adalah es dalam jumlah besar yang terakumulasi ... skala itu bisa terjadi cukup cepat. Apa yang kami tinggalkan yaitu es setinggi setengah meter dari lantai, yang telah ada di sana selama beberapa waktu," tuturnya.
Ia mengutarakan, ia dan timnya tak sampai siap mengatakan lapisan es tak lagi memasuki gubuk, ketika mereka mampu menghilangkan lapisan akhir.
"Pada akhir era 2000-an, ada atap baru yang diletakkan di atasnya dan kami sudah memantaunya," ungkap Marty.
"Lapisan itu mungkin yang bisa dikerjakan paling intensif, kami menggunakan palu es kuno, semua itu dilakukan dengan tangan, cermat, sampai ke lantai," kemukanya.
Ia memperkirakan, mereka telah menggali sekitar 35 meter kubik es.
Marty mengatakan, tim-nya menemukan berbagai artefak, mulai dari pakaian hingga makanan.
"Seperti helm penahan dingin, beberapa pakaian dalam berbahan wol kuno, ada beberapa jaket tergantung, kami menemukan sebuah mangkuk berisi kacang polong kering di dalamnya yang teronggok di dapur," ceritanya.
Ia menuturkan, "Semua ini benar-benar melukiskan sesuatu, atau menceritakan kisah bahwa ketika kapal datang untuk menjemput mereka, mereka benar-benar meninggalkan apa yang mereka kerjakan, mengambil barang-barang pribadi mereka yang penting dan langsung keluar dari sana.”
Sebuah tim dengan misi 6 minggu untuk menggali salah satu Mawson Hut atau Gubuk Mawson di Antartika telah berhasil membersihkan salju dan es terakhir
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara