Tim Media SBY Dinilai Lemah
Kamis, 14 Juli 2011 – 15:43 WIB
JAKARTA - Pengamat komunikasi politik, Tjipta Lesmana menilai tim media Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) amat sangat lemah. Menurutnya, Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga yang selama ini dipercaya SBY untuk menangani komunikasi dengan media, malah lebih dinasihati Presiden SBY. Menjawab pertanyaan, bagaimana kalau dirinya yang diminta SBY untuk menjadi tim media kepresidenan? Tjipta Lesmana justru mengajukan syarat. "Kalau saya yang diminta maka syaratnya sederhana. Jika masukan pertama tidak digubris, saya bisa terima. Apabila masukan kedua juga tidak diapresiasi, maka saya masih bisa terima. Tapi kalau sampai masukan ketiga tidak juga diakomodir, maka hari itu juga jumpa pers dan menyatakan mundur tim media Presiden SBY," ungkapnya.
"Tim media SBY amat sangat lemah. Bahkan dari kalangan internal kepresidenan saya dapat informasi malah tim media yang sering dinasihati SBY," tegas Tjipta Lesmana, saat berdiskusi dalam acara Dialektika Demokrasi bertema "Demokrat Pecah, Pers di Salahkan", di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (14/7).
Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga yang selama ini lebih banyak diberi kepercayaan untuk bicara di depan media, lanjut Tjipta, ternyata juga tidak punya kapasitas. "Daniel Sparingga itu teman saya dan beliau dalam bekerja penuh dedikasi, tapi Daniel Sparingga itu bukanlah orang yang menguasai berbagai aspek media karena beliau seorang sosiolog," ungkap Tjipta Lesmana.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat komunikasi politik, Tjipta Lesmana menilai tim media Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) amat sangat lemah. Menurutnya, Staf
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan