Tim Pencari Fakta Serangan Kimia Tak Bisa Masuk Syria
jpnn.com - Tim pencari fakta OPCW yang tiba di Syria sejak Sabtu belum bisa masuk Douma. Hingga kemarin, tim OPCW belum bisa mengakses lokasi terjadinya serangan kimia.
Padahal, semakin lama tertunda, jejak racun kimia di lokasi kejadian semakin sulit terlacak.
Di Damaskus, ratusan pendukung Presiden Bashar Al Assad berunjuk rasa. Associated Press melaporkan bahwa massa memuji kinerja militer Syria yang sukses mencegat rudal-rudal AS dan sekutunya.
Rusia dan Syria memang mengklaim sukses menembak jatuh sejumlah rudal yang diarahkan ke tiga titik sasaran di Syria. Namun, AS menepis laporan itu. Trump menyebut misinya sukses besar. (hep/c19/dos)
Misi OPCW di Syria
• Mei 2014: Muncul banyak laporan tentang serangan senjata kimia dalam aksi udara. Pada September 2014, OPCW melaporkan bahwa Syria punya beberapa gudang senjata kimia dan berkali-kali digunakan dalam serangan udara. Termasuk serangan di Talmanes, Al Tamanah, dan Kafr Zita.
• 2015: Menyajikan bukti kuat bahwa Syria memang menggunakan senjata kimia (gas sulfur mustard) di salah satu lokasi. Seorang bayi meninggal akibat racun kimia yang sama dengan yang ditemukan pada jasad dua korban tewas di lokasi kejadian.
Tim pencari fakta OPCW yang tiba di Syria sejak Sabtu belum bisa masuk Douma. Hingga kemarin, tim OPCW belum bisa mengakses lokasi terjadinya serangan kimia
- Pekerja Migran Meninggal di Suriah, Keluarga: Dianiaya Majikan
- Iran Serang Pangkalan Militer Israel, Indonesia Diharapkan Berperan Menyerukan Perdamaian
- Iran Membela Diri, Lalu Serang Pangkalan Militer Israel
- Bukan Hanya Indonesia, 3 Tim Ini Juga Pertama Kali Masuk 16 Besar Piala Asia 2023
- Piala Asia 2023: Suriah Iris Tipis India, Timnas Indonesia tak Diuntungkan
- Piala Asia 2023: Syria Vs India 1-0, Indonesia pun Tergusur