Tim Timor Leste Lakukan IRA, Indonesia Berpeluang Ekspor

Tim Timor Leste Lakukan IRA, Indonesia Berpeluang Ekspor
Tim Indonesia dari Kementan dan Timor Leste. Foto: Ist

"Ke depan dapat disepakati jenis bantuan teknis yang diperlukan guna lebih memperkuat kapasitas surveilans di negara Republic Demokrate Timor Leste," terang Fadjar.

Fini Murfiani selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH menyampaikan, dalam aspek bisnis, produk Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bila dibandingkan dari negara lainnya yang selama ini mengekspor produk unggasnya ke Timor Leste.

Menurutnya, perbedaan kualitas, kemudahan dan waktu tempuh transportasi, serta harga sampai ke Dilli, dan kedekatan pebisnis perlu menjadi pertimbangan juga.

“Importasi dari Indonesia pastilah akan lebih efektif dan efisien dibanding dari negara exportir lainnya,” kata Fini.

Fini pun mengungkapkan, dengan mengambil contoh perbandingan harga DOC layer yang impor dari negara lain tiba di Dilli sekitar Rp. 30.000,- per ekor, sedangkan DOC layer dari yang dikirim dari Bali hingga tiba di Dilli sekitar Rp. 10.000,- per ekor.

Perbedaan ini tentunya sangat signifikan. Fini berharap, hasil assessment ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk harmonisasi peraturan di Timor Leste, sehingga membuka importasi unggas dan produk unggas dari Indonesia.

Dia meyakinkan, ayam hidup yang akan diekspor dari Indonesia adalah ayam yang berasal dari peternakan (unit usaha) yang telah menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan dan telah mendapatkan sertifikat kompartemen bebas penyakit AI (Avian Influenza) dari Ditjen PKH.

Produk unggas yang akan diekspor juga telah mendapatkan dukungan jaminan keamanan pangan berupa Sertifikat Veteriner yang diterbitkan oleh Ditjen PKH.

Misi kunjungan Tim Auditor untuk meninjau status kesehatan hewan dan keamanan pangan produk unggas dan olahannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News