Tim Trisakti Touring Jakarta-Bali dengan Mobil Minyak Jelantah

Asap Knalpot pun Bau Chicken Nugget

Tim Trisakti Touring Jakarta-Bali dengan Mobil Minyak Jelantah
Sejumlah anggota tim energi alternatif Himpunan Mahasiswa Mesin, Universitas Trisakti, Jakarta, saat menunjukkan sampel Biodiesel Jelantah dan tanda rekor dunia MURI. Foto: Tri Mu-joko Bayuaji/Jawa Pos
Touring dengan biodiesel jelantah itu adalah salah satu peristiwa penting bagi tim riset energi alternatif HMM Usakti. Perjalanan menyusuri jalanan pantai utara (pantura) hingga Bali itu membuktikan bahwa konsumsi BBM biodiesel lebih irit dibandingkan solar.

"Satu liter solar bisa habis dalam 11-13 kilometer, sementara satu liter B100 bisa untuk menempuh jarak 12-15 kilometer," ujar Hendra. Perjalanan sekitar 2.800 km itu ditempuh selama empat hari, 3-7 Mei lalu.

Menurut Hendra, butuh waktu yang panjang untuk bisa menghasilkan biodiesel jelantah yang siap pakai. Riset B100 itu merupakan kelanjutan penelitian yang sudah dilakukan para senior mereka sejak tahun 2005. "Kami sendiri mulai bekerja sejak Mei tahun lalu (2009, Red)," kata Hendra.

Pada 2005 sebenarnya tim energi alternatif yang digawangi angkatan 2002 sudah berhasil memformulasikan biodiesel jelantah. Namun, BBM alternatif  itu belum bisa diaplikasikan pada mesin kendaraan bermotor. "Kadar metanolnya masih terlalu tinggi," tutur mahasiswa angkatan 2006 itu.

MAHASISWA Universitas Trisakti sukses melakukan tur Jakarta-Bali (PP) menggunakan mobil berbahan bakar minyak jelantah. Menariknya, bau asap knalpot

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News