Timah Menipis, Kelola Lahan Tambang Jadi Pertanian
jpnn.com, JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sedang mengupayakan pemanfaatan dan pengelolaan lahan pascatambang (lahan reklamasi).
Hal ini untuk menciptakan pilihan alternatif mata pencarian lainnya bagi masyarakat yang biasa menambang beralih ke sektor pertanian.
"Sektor tambang sumbernya semakin menipis. Harganya juga makin jatuh. Jangan sampai saat hasil tambang habis, masyarakat yang menggantungkan hidup dari tambang kelimpungan. Pertanian adalah solusinya," ujar Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Senin (29/1).
Mantan Panglima TNI ini mengatakan, ada sejumlah lahan reklamasi yang tengah dibidik HKTI. Baik itu bekas lahan tambang timah, batubara dan lain-lain.
Reklamasi lahan ini juga sebagai upaya penambahan luas lahan tanam pertanian demi meningkatkan produksi.
"Untuk penambahan luas lahan pertanian harus terus diupayakan. Baik itu lahan tidur, lahan rawa hingga lahan bekas pertambangan. Khusus reklamasi lahan pertambangan, HKTI akan terus melakukan riset terkait kondisi tanahnya," ujar Kepala Staf Presiden (KSP) ini.
Contohnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung(Babel), saat ini sudah dilakukan test drive reklamasi lahan tambang timah menjadi pertanian.
Sementara itu, Ketua HKTI Babel Mulyadi mengatakan, pihaknya telah memberikan contoh ke masyarakat, terutama desa-desa yang wilayahnya terdapat lahan pasc tambang, agar desa itu mengusulkan reklamasi.
Masyarakat yang menggantungkan hidup dari tambang kelimpungan ketika sumbernya menipis karena itu pertanian adalah solusinya.
- Lahan Pertanian di Jakarta Terbatas, RK-Suswono Bakal Kontrak Pangan dengan Daerah Luar
- Pemanfaatan Drone dalam Sektor Pertambangan Semakin Dilirik
- Berkat Bantuan Pompa Air, Nana Sudjana: Pengairan Lahan Pertanian di Klaten Bisa Tercukupi
- 1.414 Hektare Lahan Dibuka Untuk Pertanian di Batang
- Komisi VII DPR Kritisi Putusan PTUN Jakarta yang Loloskan 5 IUP Bermasalah
- Himpitan Kegiatan Hulu Migas dengan Lahan Pertanian Harus Segera Diselesaikan