TIMIKA: Kepada Polisi, Malah Minta Perang Lagi
Jumat, 30 April 2010 – 08:50 WIB

TIMIKA: Kepada Polisi, Malah Minta Perang Lagi
Ditegaskan, dalam aturan ini masyarakat adat sendiri yang akan menyelesaikan kasusnya, dimana tokoh-tokoh masyarakat sebagai hakim. Dia katakan, untuk menyelesaikan konflik secara adat, warga kedua kelompok harus berkumpul. Sayangnya, hingga pertemuan usai, warga yang diundang tidak hadir.
Baca Juga:
Sambil menunggu kesepakatan damai, Erick berharap agar warga dapat menahan diri. Dikatakan, perang merupakan peradaban yang tidak menguntungkan. "Mari kita tinggalkan peradaban yang merugikan ini,” pintanya. Erick memberikan contoh penyelesaian damai peran yang terjadi di salah satu kampung di Puncak Jaya, yang dapat diselesaikan hanya dalam jangka waktu satu minggu, meski akibat perang tersebut, 48 warga terkena luka panah.
Diceritakan, untuk konflik di Puncak Jaya itu, proses penyelesaian hanya berlangsung satu pekan dengan difasilitasi 10 anggota polisi karena masyarakat mengikuti ajakan polisi untuk berdamai. “Kita harapkan tolong hargai polisi, karena pada intinya polisi maupun pemerintah menginginkan yang terbaik buat masyarakat,” tukasnya. (lrk/sam/jpnn)
TIMIKA - Maksud hati mau mendamaikan. Yang terjadi, pihak yang mau didamaikan malah minta izin untuk berperang lagi. Itulah yang terjadi saat jajaran
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Motif Penyiraman Air Keras terhadap Bagus di Palembang Terungkap, Oalah
- Eks PJ Wali Kota Pekanbaru dan 2 Anak Buahnya Akui Terima Gratifikasi Miliaran Rupiah
- 6 Bulan Buron, 2 Begal di Banyuasin Akhirnya Ditangkap
- 45 PMI Dipulangkan dari Malaysia Melalui Pelabuhan Dumai, Ada yang Sakit Kulit
- Eks Pj Wali Kota, Sekda, dan Kabag Umum Pekanbaru Jalani Sidang Perdana Kasus Korupsi
- Gubernur Luthfi Jamin Perlindungan Program Pembangunan Desa