Timnas Indonesia Kalah Tebal, Firasat Kluivert Berujung Mimpi Buruk

Timnas Indonesia Kalah Tebal, Firasat Kluivert Berujung Mimpi Buruk
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert tengah berdiskusi dengan Alex Pastoor, dan Gerald Vanenburg saat sesi latihan menjelang laga melawan Australia di Stadion Netstrata Jubilee, Sydney, Selasa, (18/3). Foto: Dokumentasi PSSI

Namun, takdir berkata lain. Kenyataannya, firasat yang dirasakan Kluivert pada jumpa pers pra-laga berujung mimpi buruk.

Dengan formasi 3-4-1-2, dengan Ole Romeny dan Dean James sebagai debutan baru, Indonesia memang sempat bermain menjanjikan di awal-awal laga.

Sundulan tepat sasaran sang kapten Jay Idzes yang ditepis oleh Mathew Ryan pada menit ke-5 mengawali ancaman bahaya ke gawang Australia.

Tiga menit kemudian, Indonesia mendapatkan penalti menyusul Rafael Struick dilanggar di kotak terlarang. Fans Indonesia yang memenuhi Sydney bergemuruh.

Namun, sayangnya Kevin Diks yang bertindak sebagai algojo gagal karena bola yang ia tendang membentur tiang gawang. Kegagalan Kevin membuat jalannya permainan berubah.

“Jika Anda mendapatkan gol melalui penalti (Kevin Diks), itu tentu saja akan menjadi pertandingan yang berbeda,” kata Kluivert pada jumpa pers pascapertandingan.

Setelah memberikan penalti untuk Indonesia, wasit asal Yordania Adham Mohammad Makhadmeh memberikan hadiah untuk Australia. Martin Boyle (18’) sebagai eksekutor, sukses menipu Maarten Paes ke arah yang salah.

Keberhasilan Boyle mengeksekusi penalti memukul telak mental Indonesia yang tak terbiasa bermain di panggung besar kualifikasi Piala Dunia putaran ketiga.

Timnas Indonesia kalah telak melawan Australia, menjadi mimpi buruk bagi Patrick Kluivert.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News