Timpang
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Mazhab-mazhab mainstream itu terbantahkan semuanya oleh temuan Piketty. Dengan studi sejarah yang panjang dan mendalam Piketty menyimpulkan bahwa penanganan masalah kesenjangan ekonomi tidak bisa hanya diserahkan kepada ‘’tangan gaib’’ the invisible hand dalam sistem kapitalisme yang brutal.
Piketty mengusulkan penerapan pajak pendapatan yang progresif dan juga penerapan pajak progresif secara global untuk bisa mengendalikan akumulasi modal yang liar dan mengendalikan munculnya orang-orang kaya baru hasil warisan keluarga.
Menilik studi Piketty bisa dilihat bahwa apa yang dilakukan pemerintah Jokowi sekarang ini tidak menyentuh hal yang mendasar. Seperti biasanya, Jokowi hanya menyelesaikan asap dan tidak memadamkan api.
Orang-orang kaya hasil warisan dan yang kaya hasil perpaduan penguasa dan pengusaha masih banyak bermunculan.
Selama orang-orang kaya ini masih bermunculan dan cara pengumpulan kekayaan yang serakah masih tetap berlangsung, jangan harap ketimpangan sosial-ekonomi akan bisa dicapai. (*)
Inilah fenomena kapitalisme warisan yang sekarang menjadi fenomena di dunia dan banyak terjadi di Indonesia juga.
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Respons Ayah Vadel Badjideh Disebut Miskin oleh Nikita Mirzani
- Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen Mulai Tahun Depan, Ini Saran Pengamat untuk Pemerintah
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen
- PPN 12 Persen Tidak Berpihak kepada Rakyat, Tolong Dibatalkan