Tindaklanjuti Penurunan BI Rate
Jumat, 21 Oktober 2011 – 01:26 WIB
"Demikian pula penurunan BI Rate akan mendorong harga saham dan biaya bunga obligasi dan karenanya sumber pembiayaan bagi dunia usaha dari pasar modal. Perhitungan BI menunjukkan penurunan 50 bps BI Rate dapat mendongkrak pertumbuhan sekitar 0,20 persen," ujarnya.
Agar lebih efektif penurunan BI Rate perlu diikuti dengan penurunan suku bunga kredit, termasuk penurunan spread antara suku bunga deposito dan kredit yang selama ini menjadi kendala di Indonesia. "Dibanding negara kawasan, spread suku bunga Indonesia yang saat ini masih sekitar enam persen adalah yang tertinggi. Ini salah satu ketidakefisienan perbankan kita, dan karenanya tidak mendukung daya saing di regional," urainya.
Menurut mantan direktur eksekutif South East Asia Voting Group (SEAVG) IMF itu, perlu upaya serius untuk meningkatkan peran perbankan bagi perekonomian nasional, sekaligus untuk mempersiapkan menghadapi era penyatuan ekonomi Asia ke depan, dan BI sudah menempuh langkah ke sana, yaitu dengan pengaturan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Perry menambahkan, analisis terhadap laporan yang disampaikan perbankan juga telah dilakukan, bahkan BI juga telah memanggil perbankan untuk menjelaskan tingginya spread dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, apakah karena biaya overhead, premi risiko, atau sebab lain.
JAKARTA - Bank sentral menilai penurunan BI rate menjadi 6,5 persen harus diikuti dengan berbagai langkah lanjutan sehingga bisa bermanfaat bagi
BERITA TERKAIT
- CEO Olahkarsa Raih Penghargaan Asia’s Most Admirable Young Leaders di Ajang ACES 2024
- PrismaLink & UNDIRA Kolaborasi Mempermudah Akses Pembayaran Mahasiswa
- QRIS Bantu Transaksi Lebih Aman, Ekosistem Perlu Diperkuat
- Harga Emas Antam Hari Ini 19 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PNM Siapkan Nasabah Terbaik Terjun di Pasar Digital lewat Mekaarpreneur
- IDXSTI Hadirkan AI untuk Pelaporan Keberlanjutan Emiten