Tinggal Puluhan Tahun di Australia, Nuim Khaiyath Masih Merasa Indonesia

Ia mengaku ada tantangan dan kekhawatiran sendiri saat memberitakan laporan yang tidak diinginkan pemerintah untuk didengar rakyatnya saat itu.
"Tapi dalam setiap pemberitaan kita menyiarkan tanpa rasa takut dan tanpa pilih kasih," tegas Nuim.
Nuim mengaku banyak yang menyukai RASI pada jamannya karena selalu mampu melaporkan pemberitaan yang "cepat dan tepat" karena tidak melewati filter atau sensor, seperti media-media lainnya di Indonesia saat itu.
"Kita memberitahu kepada rakyat Indonesia apa yang tidak mereka dengar dari pemerintah Indonesia, karena banyak kejadian di Indonesia yang oleh pemerintah waktu itu tidak ingin disampaikan kepada rakyatnya."
Kemudian rezim Orde Baru merasa terancam, karena mereka tidak mampu memblokir siaran-siaran luar negeri seperti dari RASI lewat gelombang pendek.
RASI menghentikan siarannya karena terus-menerus mengalami pemotongan anggaran dan kini hanya menyediakan layanan digital dengan nama ABC Indonesia.
Rahasia memiliki 'hidup senang'

Tak ada yang menyangka jika Nuim pernah menjadi tinggal secara ilegal di Arab Saudi, kampung halaman ayahnya.
Ia bahkan pernah menjadi tenaga kerja selama berada di sana, termasuk menjadi guru bahasa Inggris, namun karena tidak punya izin menetap ia dipulangkan ke Indonesia.
Bagi pendengar setia Radio Australia siaran Bahasa Indonesia (RASI), nama Nuim Khaiyat tidaklah asing lagi lewat suaranya yang menyapa setiap hari
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?