Tinggalkan Australia Demi Cinta Dan Peluang Kerja

Intinya ya saya harus terus mengejar janji mereka. Ada banyak ketidakprofesionalan dan ketidakjujuran, ada barang yang dicuri misalnya.
Tapi adaptasi sesungguhnya adalah dengan orang-orangnya. Selain itu soal lalu-lintas. Sebelumnya waktu tinggal di Indonesia, saya di Pontianak bukan di Jakarta.
Makanya waktu tinggal di Jakarta sempat kaget waktu tahu kalau nggak pernah jelas butuh berapa lama untuk mencapai satu destinasi.
Dulunya (di Australia) bisa pergi ke meeting 30 menit dan menjalani 3-4 meeting sehari, di sini 1,5-2 jam untuk meeting dan saya cuma bisa menjalani satu meeting, sangat tidak efisien.

Selain itu suasana apa lagi yang kalian temukan berbeda dari ketika tinggal Australia?
C: Di sana work life balance (keseimbangan kerja-kehidupan pribadi) itu bagus sekali. Sangat stabil tapi agak membosankan juga.
Tapi untuk orang-orang yang suka yang mungkin oke. Jadi kaya kakak-kakak saya kan sudah lama seklai di sana, jadi mereka ada yang SMA di sana, tapi mereka memang lebih suka kehidupan yang stabil, mungkin lebih less stressful (kurang membuat stres).
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia