Tinggalkan Jejak Sejarah Kelahiran Pancasila

Setelah melakukan perenungan di bawah pohon sukun, Bung Karno pulang ke rumah pengasingan bersama kawan-kawan simpatisannya dari berbagai kalangan. Ada tokoh agama, seniman, tokoh pendidikan, hingga warga Belanda yang bersimpati kepadanya. Tamu-tamu itu dijamu di ruang tamu yang kini menjadi tempat penyimpanan barang peninggalan Bung Karno.
Pada 1938 Bung Karno dipindahkan ke Bengkulu. Dia meninggalkan banyak benda bersejarah selama empat tahun menjalani pengasingan di Ende. Yang kini sudah mengalami pemugaran menjadi bangunan cagar budaya.
Misalnya taman perenungan yang sekarang dihiasi patung besar Bung Karno duduk di bawah pohon sukun sambil menerawang jauh ke pantai. Lalu tempat pementasan tonil yang masih dalam pembangunan. Begitu juga makam ibu Amsih, mertua Bung Karno, yang juga dalam pemugaran.
”Pemugaran tempat-tempat petilasan Bung Karno itu merupakan proyek yang digagas mantan Wakil Presiden Boediono pada 2012. Pembiayaannya menggunakan APBN,” ungkap Syafrudin. (*/c10/c9/ari)
PROKLAMATOR Kemerdekaan Soekarno pernah tinggal di Kabupaten Ende empat tahun. Rumah bersejarah itu kini terawat baik dan menjadi bangunan cagar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara