Tinggalkan Kampung Halaman, Putu Jadi Guru Gamelan
Senin, 04 Februari 2013 – 08:15 WIB
Di sela waktu yang padat sebagai pekerja, dia mengabdikan diri pada gamelan. Di Otonomori, Putu mengajarkan gamelan Bali kepada masyarakat setempat. Putra pasangan Oka Yadnyawati, 60, dan I Made Rai Sukada, 62, itu memang berbakat dalam seni gamelan sejak anak-anak. Alunan gamelan yang sering terdengar dari teras rumah membuatnya cepat menyatu dengan feel gamelan.
"Kakek saya, Megok, lihai memainkan gamelan. Dia salah satu seniman dan pemusik di Bali meski namanya tak begitu terdengar di luar," terang pria asal Desa Mundu, sekitar 15 menit dari Tanah Lot tersebut.
Layaknya sang kakek, sejak remaja Putu bahkan sudah dipercaya mengajarkan kendang, gender, suling, jigog, kenong, dan instrumen gamelan lain kepada anak-anak muda di Banjar. Bahkan, saat duduk di bangku kuliah, dia mampu mengolaborasikan seni gamelan Bali dengan aliran black metal.
Tugas akhirnya di jurusan karawitan, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar, itu dinamai dengan Sekarat! "Karena, saya sebenarnya lebih suka musik metal dan rock daripada gamelan," sebutnya sembari menunjukkan daftar musik di ponselnya.
MENGABDI bertahun-tahun di negeri orang sebenarnya bukan pilihan Putu Gede Setiawan. Namun, tragedi di tanah air memicunya untuk merantau jauh dari
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408