Tingginya Impor Picu Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
jpnn.com - JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap rupiah telah mencapai Rp12 ribu. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Ali Masykur Musa menilai, ketidakstabilan rupiah dipicu transaksi impor yang lebih tinggi dari ekspor.
"Saya mengusulkan memang secepat mungkin transaksi kita diperbaiki, job ekspor kita harus lebih ditingkatkan dalam upaya meningkatkan devisa. Ini kan ketidakseimbangan antara transaksi berjalan antara ekspor dan impor," kata Ali kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (28/11)
Selain ketidakseimbangan ekspor dan impor, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar juga dipicu momen akhir tahun. Pasalnya, di akhir tahun banyak transaksi pembayaran hutang yang menggunakan mata uang dollar.
"Yang kedua memang akhir tahun, itu menyangkut momen dimana hampir seluruh cicilan bunga dan utang harus dibayar sehingga membutuhkan dollar banyak. Momennya sesaat kalau yang (pemicu) kedua ini," terang peserta konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat ini.
Menurut Ali, pemerintah telah melakukan penguatan ekonomi domestik agar pelemahan nilai tukar rupiah tidak terjadi lagi di masa mendatang. Selain itu transaksi berjalan juga akan diperbaiki dengan menggenjot ekspor agar cadangan devisa tinggi.
"Memperbaiki pasar domestik sehingga dengan demikian ini menjadi ekonomi yang berkelanjutan dan mempunyai ketahanan yang bagus," tandasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap rupiah telah mencapai Rp12 ribu. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Ali Masykur Musa menilai, ketidakstabilan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah