Tingginya Stigma Terhadap Pasien COVID-19 di Indonesia, Sangat Memprihatinkan
"Ada kasus di mana orang tidak ingin dites, karena tidak ingin terlihat tertular virus."
Di pulau Jawa, Sulawesi, dan Bali, keluarga yang berduka juga memaksa masuk ke rumah sakit untuk mengambil jenazah korban COVID-19, karena khawatir kerabat mereka tidak akan dimakamkan sesuai dengan aturan agama mereka.
Insiden itu menyebabkan puluhan orang kemudian diketahui tertular virus corona.
'Pemerintah tidak berbuat cukup'
Di antara berbagai inisiatif pemerintah Indonesia untuk mendidik masyarakat tentang COVID-19, salah satunya adalah kerja sama dengan Johns Hopkins Center for Communication.
Dalam program tersebut, 25.000 petugas lapangan dikerahkan untuk membantu membagikan informasi tentang virus corona, termasuk melalui Facebook, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan melawan berita palsu dan stigma.
Namun, sosiolog di Nanyang Technological University di Singapura, Sulfikar Amir, mengatakan inisiatif yang sudah ada tidaklah cukup.
"Pemerintah tidak berbuat cukup untuk benar-benar mendidik masyarakat," kata dia.
"Itulah salah satu alasan kita melihat reaksi ekstrem [dari masyarakat]."
Saat Ibu dari Ari Harifin Hendriyawan dinyatakan positif terinfeksi virus corona, tetangganya mengambil palu dan paku dan membuat pagar pemisah
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina