Tingkat Kecelakaan Naker Konstruksi Masih Tinggi
Selasa, 22 Februari 2011 – 21:08 WIB
JAKARTA — Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Kemenakertrans, I Gusti Made Arka mengatakan tingkat kecelakaan kerja di sektor jasa konstruksi masih tinggi dalam dua tahun terakhir ini. Karenanya, pemerintah khususnya Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) akan memprioritaskan pengawasan tenaga kerja (Naker) pada sektor jasa konstruksi.
“Tingkat kecelakaan di sektor konstruksi ini tinggi akibat banyaknya proyek yang dikerjakan dalam waktu relatif lama dan nonstop dilakukan atau biasanya selama 24 jam. Hal ini yang menyebabkan tingkat kelelahan pekerja menjadi cukup tinggi dan rawan mengakibatkan kecelakaan,” ungkap Arka ketika ditemui usai pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di Puri Parkview, Jakarta Barat, Selasa (22/2).
Lebih jauh Arka menambahkan, dalam waktu dua tahun belakangan ini proyek pembangunan baik pemerintah maupun swasta akan terus tumbuh rata-rata mencapai 1.000-2.000 proyek yang dibangun di kota-kota besar di Indonesia. "Pengawasan tenaga kerja jasa konstruksi harus mendapat perhatian serius," tegasnya
Dikatakan pula Arka, sektor jasa konstruksi saat ini mempekerjakan kurang lebih 4,5 juta orang pekerja atau sebesar 5 peorsen dari jumlah pekerja secara nasional. “Sektor jasa konstruksi yang ada di Indonesia mencakup pekerjaan bangunan seperti, arsitek, mekanik, teknik sipil, tata lingkungan dan yang lainnya,” katanya. (cha/jpnn)
JAKARTA — Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Kemenakertrans, I Gusti Made Arka mengatakan tingkat kecelakaan kerja
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan