Tingkat Kematian Anak Sapi Sangat Tinggi
jpnn.com - MATARAM – Populasi sapi di Nusa Tenggara Barat terancam seiring tingginya tingkat kematian pedet (anak sapi). Angka kematian pedet usia 0-6 bulan di Provinsi NTB sudah masuk kategori kritis.
Yakni mencapai 20 persen lebih setiap tahun dari jumlah total indukan yang bunting melahirkan.
“Angka kematian anak sapi yang baru lahir di NTB itu sangat tinggi. Ini karena perhatian pemerintah daerah masih kurang,” kata Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi NTB Akhyar Sutaryono, Selasa kemarin (12/7).
Mantan Ketua Lembaga Penelitian (Lemlit) Unram ini bahkan menyebut, angka kematian pedet di Pulau Sumbawa lebih tinggi dibandingkan di Pulau Lombok. Jika di Pulau Sumbawa kematian pedet bisa mencapai di atas 20 persen, maka di Pulau Lombok masih di kisaran 15 persen.
“Pemerintah daerah perlu memberikan perhatian terhadap masih tingginya angka kematian anak sapi ini. Jangan hanya klaim populasi sapi tinggi, tapi di satu sisi angka kematian juga sangat tinggi,” kata mantan Dekan Fakultas Peternakan Unram ini.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Ratmoko mengakui, tingkat kematian pedet usia 0-6 bulan cukup tinggi, terutama di Pulau Sumbawa. (luk/jos/jpnn)
MATARAM – Populasi sapi di Nusa Tenggara Barat terancam seiring tingginya tingkat kematian pedet (anak sapi). Angka kematian pedet usia 0-6
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Surveyor Indonesia Bidik Prospek Sertifikasi Produk Halal pada 2025
- Kredit Pintar Sukses Ajak Kaum Muda Bersuka Ria Lewat Sorak Sorai Fest 2024
- Kebutuhan Tepung Panir Capai Rp 1 Triliun, BRRC Optimistis Kuasai Pasar
- Brigit Biofarmaka Teknologi Hadirkan Spirulina, Inovasi Pengganti Susu Sapi
- Sepanjang 2024, Surveyor Indonesia Verifikasi 43 Komoditas Barang Impor
- F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024