Tingkatkan Kewaspadaan Jelang Natal dan Tahun Baru, Tetapi Jangan Berlebihan
"Kewaspadaan harus ditingkatkan tetapi jangan berlebihan. Sebab nanti malah tidak nyaman dan tidak khusyuk beribadah," ujarnya.
Pengamat intelijen Ridlwan Habib mengatakan potensi ancaman keamanan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru sangat mungkin terjadi khususnya yang dilakukan kelompok-kelompok Kecil dari Jaringan Ansarut Daulah (JAD) yang masih eksis.
Menurut dia, proses penangkapan beberapa orang yang dilakukan Densus 88 Anti-teror di beberapa daerah, kemungkinan menekan terjadinya serangan sampai Tahun Baru 2020.
Namun dia mengingatkan kemungkinan pola Bom Thamrin 2016 bisa saja terulang, serangan dilakukan ketika kondisi lengah yaitu tanggal 11 Januari 2016, setelah perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Saat itu merencanakan serangan sudah dilakukan sejak Natal 2015 namun karena pengamanan ketat maka gagal dilakukan pada Natal. Kejadian baru terjadi pada 11 Januari 2016. Mungkin saja pola itu dilakukan menunggu situasi tenang atau aparat lengah,” ujarnya.
Dia mengusulkan agar pengamanan dilakukan hingga akhir Januari 2020 karena dikhawatirkan pola Bom Thamrin terjadi lagi.
Ridlwan menilai ada beberapa langkah yang harus dilakukan pemerintah, pertama, pengamanan objek vital ditingkatkan termasuk di mall dengan menyediakan alat deteksi metal dan alat deteksi bom.
Kedua, menurut dia, jalin komunikasi dengan tokoh-tokoh lintas agama agar masyarakat tetap tenang dan tidak gelisah.
Kewaspadaan harus ada setiap saat tetapi dalam momentum Natal dan Tahun Baru harus ditingkatkan.
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- ASDP Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali untuk Menyambut Natal dan Tahun Baru
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Komisi III DPR Menghadapi Dilema dalam Memilih Pimpinan dan Dewas KPK, Apa Itu?
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia