Tingtal Sebahu

Oleh: Dahlan Iskan

Tingtal Sebahu
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - KELUAR dari Bandara Makelle, saya tolah-toleh: yang mana yang menjemput saya. Semuanya hitam. Semuanya keriting. Semuanya seperti belum mandi selama tiga hari.

Saya juga hitam. Juga belum mandi. Hanya saja tidak keriting. Justru sudah mulai botak.

Tingtal Sebahu

Baca Juga:

Tempat kedatangan di bandara internasional ini tidak punya teras, apalagi anjungan.

Begitu keluar dari pengambilan bagasi langsung hamparan aspal. Saya tidak punya bagasi. Dari atas aspal itulah mata saya jelalatan.

Matahari pagi menyala terang. Udara sangat sejuk: 20 derajat, tetapi kering. Bikin kulit meriang. Bersisik.

Baca Juga:

Lupa pula bawa VCO. Bibir ikut kering. Terancam pecah-pecah. Saya bukan tipe pria salon: tidak pernah membawa lotion pelembab kulit.

Seorang lelaki muda mendekat. Usianya sekitar 35 tahun. Rambutnya tingtal --keriting total. Dibiarkan memanjang hampir sebahu. Pakai kaus warna gelap. Kekar. Ada tato besar di lengannya.

KELUAR dari bandara Makelle, saya tolah-toleh: yang mana yang menjemput saya. Semuanya hitam. Semuanya keriting. Semuanya seperti belum mandi selama tiga hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News