Tingtal Sebahu

Oleh: Dahlan Iskan

Tingtal Sebahu
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Bandara Makelle ini di pinggir Kota Makelle, ibu kota region Tigray. Ketika mobil mulai bergerak saya bisa melihat sebagian Kota Makelle.

Tentu jarang terlihat ada pohon. Kering. Debu tipis menyapu udara yang seharusnya cerah.

Makelle kota miskin, tetapi terasa mulai berusaha bangkit. Banyak bangunan tinggi --sekitar 10 lantai.

Beberapa bangunan baru berkaca dan berklading modern. Namun, bangunan lamanya masih lebih dominan.

Nantilah. Kembalinya dari Nagesh bisa melihat Makelle lebih dalam. Sekarang ke arah utara dulu. Lancar. Sudah tidak ada kesan ketegangan politik atau militer.

Saya beruntung. Sopir travel saya ini banyak tahu pergolakan di Tigray, nahkan ia pernah ditahan. Satu tahun.

Istrinya pun ikut ditahan. Bersama dua anak kecilnya: umur 4 tahun dan bayi enam bulan.

Dari Makelle mobil langsung mendaki gunung. Gunung kering. Tidak bisa cepat. Banyak truk gandeng termehek-mehek di depan.

KELUAR dari bandara Makelle, saya tolah-toleh: yang mana yang menjemput saya. Semuanya hitam. Semuanya keriting. Semuanya seperti belum mandi selama tiga hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News