Tingtal Sebahu
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Setidaknya sudah tiga tahun mangkrak seperti itu. Setidaknya sudah terlihat bahwa ada "revolusi" perumahan rakyat.
Revolusi perumahan itu sudah mulai dilaksanakan. Pun di pedalaman. Pertanda Ethiopia bangkit tidak hanya di Addis Ababa.
Semua itu agar rakyat tidak lagi tinggal di rumah-rumah petak terbuat dari tanah. Bahwa program itu mangkrak Anda pun sudah bisa menduga: akibat perang.
Perang terakhir di Tigray terjadi belum lama. Baru tiga tahun lalu. Bermula dari pemilu regional tahun 2020. Terjadi konflik.
Tentara perjuangan kemerdekaan Tigray menyerang pos-pos militer negara federal. Meletuslah perang. Perang besar.
Lebih 600.000 orang tewas. Suku Tigray gagal lagi untuk merdeka dari Ethiopia.
Uniknya, kali ini, Ethiopia dibantu musuh masa lalunya: Eritrea. Maka dari arah selatan Tigray diserang oleh tentara federal. Dari utara diserang oleh tentara Eritrea.
Itu yang tidak disangka oleh para pemimpin militer Tigray: diserang oleh tentara satu suku sendiri dari utara.