Tinjau Waduk Kedungombo, Ditjen Hubdat Beri Perhatian soal Aspek Keselamatan Angkutan Sungai-Danau
Dia menyebut meski perahu digunakan dengan jarak yang tidak jauh, hanya menyeberang dari tepian menuju ke warung apung di tengah waduk, para penumpang tetap harus memakai life jacket.
"Seperti kalau naik motor harus pakai helm, maka kalau naik kapal atau perahu ini harus pakai life jacket," ujarnya.
Insiden tenggelamnya perahu di Waduk Kedungombo bermula ketika ada sejumlah pengunjung hendak menyeberang menuju ke warung apung yang ada di tengah waduk. Perahu yang seharusnya hanya mampu mengangkut 14 orang, dinaiki oleh 21 orang.
Kondisi kelebihan muatan ini mengakibatkan masuknya air ke dalam perahu sedikit demi sedikit.
Kurang lebih 10 meter mendekati warung apung, penumpang panik melihat semakin banyak air masuk ke dalam perahu. Penumpang kemudian bergeser maju ke bagian depan perahu, menyebabkan perahu tidak seimbang, sehingga akhirnya perahu terbalik dan tenggelam.
Sembilan orang korban meninggal pada insiden tersebut.
Budi juga mengatakan ke depan pihaknya juga akan membangun dermaga di Waduk Kedungombo.
"Memang banyak harus kita lakukan, pembangunan dermaga, kapal yang berkeselamatan, operatornya atau nahkodanya juga, dan penting juga dukungan dari masyarakat," ujarnya.
Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat memberi perhatian khusus pada angkutan sungai dan danau.
- Benahi Sistem Transportasi Nasional, Presiden Bentuk Ditjen Integrasi & Multimoda di Kemenhub
- Terbukti Korupsi Proyek Kereta Api, 2 Mantan Kepala Balai KA Ini Divonis Penjara Sebegini
- Kemenhub Diminta Lebih Bijak soal Pelarangan Truk Sumbu 3 di Hari Besar Keagamaan
- 134 Perwira PIP Semarang Ikut Pelantikan Terpadu Kemenhub 2024
- Pemerintah Diminta Pakai Teknologi Digital Untuk Memperketat Pengawasan Truk ODOL
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub