Tintin, Hadiah Tahun Baru!
Reporter-cum-Detektif
Tintin tampil perdana pada 10 Januari 1929. Wartawan yang memiliki semangat kepanduan (Pramuka--red) itu berkepala bundar, hidung kancing, dua titik sebagai mata dan--ini yang jadi ciri khasnya--rambut jambul.
Kemana pergi, Tintin digambarkan membawa kamera dan buku catatan untuk menuliskan reportase bagi Le Petit Vingtieme.
"Aku harus membuat artikel yang bagus," begitu dialog Tintin saat menulis laporan panjang di sebuah meja, sebagaimana dicuplik dari serial Tintin di Tanah Sovyet.
Tak hanya Albert Londers. Tintin juga terinspirasi oleh Bill Deedes wartawan Morning Post yang berangkat meliput perang Italia-Abisina, 1935.
Bill Deedes ini jadi editor Daily Telegraph dalam rentang waktu 1974-1986. Dalam posisi itu, ia tetap jadi jurnalis dan petualang aktif hingga masa tuanya.
Menurut Herge, dandanan rapi ala Tintin dengan jas double-breasted terinspirasi gaya berpakaian Bill.
Pada serial Tintin di Congo, si jambul dielu-elukan pers lokal setelah membongkar rencana Al Capone mengontrol produksi berlian di Congo, yang ketika itu masih jajahan Belgia.
Mulai dari wartawan investigasi, Tintin berkembang jadi detektif. Dalam serangkaian petualangan berikutnya, dia pun terlihat jarang membawa kamera dan buku catatan.
TINTIN. Masih ingat jambul dan petulangannya? Komik wartawan cerdas tak terkalahkan ini diciptakan oleh seorang pria yang bercita-cita jadi wartawan,
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah