Tiongkok Berlakukan Tarif Impor Gandum, Australia Janji Tak Akan Membalas
Hosking mengatakan tarif yang diterapkan China tersebut akan mempengaruhi gandum yang saat ini dalam pengiriman.
"Bagaimana nantinya nasib kapal-kapal itu saya tidak tahu. Jika berlabuh di China, diasumsikan akan dikeni tarif 80 persen. Saya memperkirakan kapal-kapal itu akan mencari negara tujuan lain," jelasnya.
Hosking mengatakan rata-rata 4,5 juta ton gandum Australia dijual ke China setiap tahun, sebagian besar untuk keperluan pembuatan bir.
Sejak beberapa pekan lalu, kalangan petani gandum telah mengantisipasi langkah China tersebut. Mereka akan menghentikan penanaman gandum untuk musim tanam berikutnya.
Ekspor gandum Australia ke China bernilai $600 juta pada tahun 2019, turun dari $1,5 miliar pada tahun 2018 karena kekeringan dan diversifikasi ke pasar negara lain.
Petani Australia Barat seperti Mic Fels akan merasakan dampak terbesar dari tarif impor ini. Sekitar 88 persen ekspor gandum Australia ke China berasal dari Australia Barat.
Photo: Mic Fels menyatakan tarif yang diberlakukan China menyebabkan petani gandum seperti dirinya tergeser dari pasar negara itu. (Supplied: Mic Fels)
"Ini sangat mengecewakan," ujar Fels kepada ABC.
Ancaman China untuk menerapkan tarif 80 persen pada impor gandum Australia mulai diberlakukan hari Selasa (19/05), disebut-sebut sebagai balasan terhadap upaya Australia mendorong penyelidikan COVID-19
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Agresivitas Tiongkok di Pasar Mobil Listrik Indonesia, Warning Buat Jepang
- Menko Airlangga & Dubes Australia Bertemu, Kedua Negara Bahas Sejumlah Agenda Penting
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?