Tiongkok Blokir Akses ke Gmail
jpnn.com - PERUSAHAAN analisa Internet Dyn Research melaporkan Tiongkok telah memblokir layanan email populer Gmail dari Google. Laporan Google Transparency Reports juga menunjukkan bahwa trafik pengunjung Gmail hampir mencapai nol.
Transparency Reports adalah fitur yang disediakan Google untuk menunjukkan informasi akurat secara tepat waktu mengenai produk atau layanannya. "China (Tiongkok) memiliki sejumlah cara untuk memblokir konten. Salah satu cara yang paling kasar adalah dengan memblokir alamat IP, dan ketika Anda melakukannya, Anda memblokir semua konten yang tersedia di IP itu," tutur Wakil Presiden Analisis Data Dyn, Earl Zmijewski
Seperti dilansir Mashable, Senin, (29/12), Zmijewski mengatakan bahwa banyak akses Gmail Tiongkok disalurkan melalui alamat Internet Protocol (IP Address) Hong Kong yang sedang diblokir. Beliau juga mengatakan telah memeriksa enam lokasi yang berbeda, dan menemukan bahwa masing-masing wilayah telah diblokir.
Hubungan Tiongkok dan Google memang tidak baik sejak beberapa peristiwa pemblokiran layanannya. Sebelumnya, negara itu memblokir akses ke semua layanan Google pada bulan Juni, menjelang ulang tahun ke 25 pembantaian Tiananmen Square.
Pada tahun 2009 dan 2012, Tiongkok juga memblokir layanan Google. Google secara terbuka mengatakan tidak akan mensensor mesin pencarinya di Tiongkok pada tahun 2010. Langkah yang dilakukan tersebut, memungkinkan Google menarik diri dari Tiongkok. (mg2/jpnn)
PERUSAHAAN analisa Internet Dyn Research melaporkan Tiongkok telah memblokir layanan email populer Gmail dari Google. Laporan Google Transparency
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan
- Elite Palestina Siap Bernegosiasi dengan Bos Intel Israel di Doha