Tiongkok Desak Prancis Kembalikan Patung Curian

Tiongkok Desak Prancis Kembalikan Patung Curian
Tiongkok Desak Prancis Kembalikan Patung Curian
BEIJING - Pemerintah Tiongkok menuntut Yayasan Pierre Berge-Yves Saint Laurent mengembalikan dua patung perunggu yang dicuri Prancis dari Negeri Panda itu pada Perang Opium abad ke-19. Ini terkait rencana yayasan milik Yves Saint Laurent (YSL) tersebut melelang barang-barang sang mendiang desainer itu akhir bulan ini.

"Semua orang tahu, dua benda itu dijarah pasukan Anglo-Prancis semasa Perang Opium II. Dan, selama bertahun-tahun, dua artefak berharga itu berada di luar negeri," kata Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Jiang Yu, seperti dikutip Reuters kemarin (12/2). Dia mendesak pihak YSL mengembalikan patung kepala kelinci dan kepala tikus yang terbuat dari perunggu tersebut dalam waktu dekat.

Kantor Berita Tiongkok Xinhua melaporkan, dua patung kepala itu diambil dari Imperial Summer Palace di Beijing. Istana tersebut dibumihanguskan pasukan Anglo Prancis pada 1860. "Tidak terbantahkan lagi, benda-benda itu jelas milik Tiongkok. Karena itu, mereka (yayasan YSL) harus segera mengembalikan kepada kami," tandas Jiang. Dengan melelang dua patung itu, Prancis telah menyakiti perasaan rakyat Tiongkok.

Selain itu, dengan tidak mengembalikan benda bersejarah tersebut ke Tiongkok, Prancis melanggar kesepakatan internasional yang telah diteken bersama. Pada 1995, Tiongkok dan Prancis menandatangani kesepakatan tentang warisan budaya yang dicuri atau diekspor secara ilegal. Salah satunya berbunyi, "Setiap benda bersejarah yang dicuri atau hilang karena perang harus dikembalikan tanpa ada batasan waktu."

BEIJING - Pemerintah Tiongkok menuntut Yayasan Pierre Berge-Yves Saint Laurent mengembalikan dua patung perunggu yang dicuri Prancis dari Negeri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News