Tiongkok Inves Rp 35 Triliun
Kantongi 8 Kontrak di Sektor Energi
Selasa, 23 Desember 2008 – 01:30 WIB
Kalla menambahkan, investasi di sektor energi adalah modal bagi kedua negara untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Investasi dinilainya sama penting dengan pembatasan konsumsi yang bertujuan menjaga kelangsungan cadangan energi dan memastikan kecukupan pasokan di masa mendatang.
Baca Juga:
Dengan penandatanganan kontrak investasi di sektor energi ini, Kalla optimistis target perdagangan Indonesia-Tiongkok senilai USD 30 miliar (sekitar Rp 330 triliun) pada 2010 akan tercapai.
Delapan kontrak energi antara RI-Tiongkok adalah perpanjangan kerja sama di Selat Madura antara BP Migas, CNOOC, dan Husky Madura Ltd senilai USD 642 juta (Rp 7 triliun). Lalu kredit pembangkit tenaga uap di Pelabuhan Ratu antara PLN dan Exim Bank of China senilai USD 481,9 juta (Rp 5,3 triliun), serta kredit pembangkit tenaga uap di Pacitan antara PLN dan Exim Bank of China senilai USD 293,2 juta (Rp 3,2 triliun)
Kemudian kontrak pembangunan pembangkit di Cilacap-Adipala antara PLN dan CNTIC senilai USD 605,2 juta (Rp 6,7 triliun) dan Rp 2,4 triliun, penjualan listrik pembangkit Simpang Belimbing di Sumsel antara PLN dan Sinhwa Corp senilai USD 330 juta (Rp 3,6 triliun), serta pertambangan batu bara antara PT Bukit Asam, Huadian Corp, Pemda Muara Enim dengan PT Truba Alam Tbk senilai USD 14,4 juta (Rp 158,4 miliar).
JAKARTA - Krisis finansial global tak menghambat rencana Tiongkok berinvestasi di sektor energi di Indonesia. Pemodal asal Tiongkok kemarin meneken
BERITA TERKAIT
- Kemendes PDT akan Jalankan 12 Rencana Aksi, Salah Satunya Swasembada Pangan
- Ini Upaya Bea Cukai Memperbaiki Pelayanan dan Pengawasan Sepanjang 2020-2024
- InterSystems jadi Solusi Data Terintegrasi & GenAI untuk Institusi Kesehatan Indonesia
- BRI Life & BRI Research Institute Realisasikan Komitmen Membantu UMKM
- Konsistensi Menghadirkan Inovasi, Bank Raya Raih BUMN Award 2024
- Prabowo Bentuk Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua