Tiongkok Kecewa kepada Malaysia
jpnn.com - BEIJING - Malaysia mulai menuai risiko atas keputusannya mengumumkan penerbangan Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudra Hindia Senin malam (24/3). Tiongkok yang warganya paling banyak menjadi korban (153 dari 239 penumpang) menunjukkan respons kurang senang atas pengumuman yang disampaikan langsung Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak tersebut.
Selang sehari setelah pengumuman itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok langsung meminta Malaysia memberikan seluruh informasi dan bukti terbaru mengenai pencarian pesawat MH370.
"Tiongkok sudah mendapat informasi dari Malaysia mengenai pengumuman ini dan kami memberikan perhatian penuh," ungkap Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip New Strait Times dari Reuters kemarin (25/3).
"Tiongkok juga sudah meminta Malaysia menyediakan informasi dan bukti lebih lengkap mengenai cara mengambil kesimpulan itu," lanjutnya.
Sebagaimana diberitakan, PM Najib Razak menyatakan, kepastian jatuhnya MH370 di Samudra Hindia itu didasarkan pada analisis satelit dari Inggris. Dengan metode termutakhir, terdeteksi penerbangan MH370 kali terakhir terlihat di tengah antara Samudra Hindia di sebelah barat Perth, Australia.
"Lokasi itu terpencil, jauh dari tempat-tempat yang bisa dilandasi. Karena itu, dengan kesedihan dan penyesalan yang mendalam, saya harus mengabarkan kepada Anda bahwa menurut data baru ini penerbangan MH370 berakhir di Samudra Hindia," kata Najib Senin malam.
Menyusul permintaan Kemenlu Tiongkok, Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Keqiang juga mendesak Najib untuk menyediakan informasi yang lebih detail, termasuk informasi dari pihak ketiga, dalam waktu secepatnya. Media Tiongkok mendukung penuh sikap tegas pemerintah mereka.
Sebab, pengumuman Najib soal nasib MH370 itu tidak didukung satu pun bukti fisik yang kebenarannya terkonfirmasi, baik berupa puing badan pesawat maupun barang-barang milik penumpang. Malaysia lebih memilih tidak mengungkapkan data mentah sebelum dicek dulu dengan mitra internasional seperti US National Transportation Safety Board and the Federal Aviation Administration.
Tidak hanya membuat gusar pemerintah Tiongkok, pernyataan Najib juga mengecewakan keluarga penumpang pesawat MH370 yang berkumpul di Beijing. Mereka spontan berunjuk rasa di luar gedung Kedutaan Besar Malaysia di ibu kota Tiongkok, Beijing, kemarin.
Puluhan keluarga penumpang meninggalkan hotel tempat mereka ditampung di Beijing dengan bus untuk melakukan protes di Kedubes Malaysia. Mereka membawa poster dan spanduk yang mendesak Kuala Lumpur jujur kepada keluarga penumpang. Mereka menuduh pemerintah Malaysia berusaha menunda, memutar balik, dan menutupi kebenaran.
Polisi menghentikan bus yang digunakan keluarga penumpang MH370 sebelum mencapai kantor Kedubes Malaysia. Akibatnya, mereka harus berjalan kaki. Pengunjuk rasa kemudian melemparkan botol air ke gedung kedubes dan memaksa masuk untuk bertemu duta besar. Sempat terjadi bentrokan singkat antara polisi dan keluarga penumpang yang berusaha mendekati wartawan.
Sementara itu, pencarian MH370 dihentikan sementara karena cuaca buruk kemarin. Pencarian oleh beberapa negara itu kini dipusatkan di perairan yang berjarak sekitar 2.500 kilometer barat daya Kota Perth, Australia.
Dari Perth, wartawan Jawa Pos Dwi Shintia Irianti melaporkan, sejak pagi kemarin mendung gelap menggelayut di langit Perth yang hari-hari sebelumnya cerah. Hujan pun membasahi jalan-jalan yang dilewati warga Perth yang hendak memulai aktivitas.
Jawa Pos yang mengikuti program International Media Visit (IMV) di Perth merasakan udara cukup hangat pada hari-hari sebelumnya. Bahkan cenderung panas saat matahari mulai naik. Suhu terpanas bisa menyentuh 37 derajat Celsius. Namun, cuaca berubah drastis kemarin.
"Begitu keluar rumah, sudah hujan. Mungkin sudah mau masuk musim semi," kata Rachmania Anistyorini, mahasiswa asal Bandung yang sedang mengambil diploma bisnis di Perth.
Informasi mengenai penemuan serpihan pesawat MH370 juga membuat Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Perth, Australia Barat, bersiap. Konjen RI di Perth E.D. Syarief Syamsuri menyatakan, pihaknya siap menerima keluarga korban bila mereka berniat ke Perth.
"Kami memang masih menunggu perkembangan selanjutnya. Tetapi, sejak Australia mencari di Samudra Hindia di barat Perth, kami sudah menyiapkan berbagai kemungkinan," katanya di Perth kemarin.
Persiapan itu, antara lain, menyiapkan tim untuk menyambut keluarga korban yang mungkin ke Perth. "Kami belum mendapat informasi resmi dari Malaysia dan pemerintah Australia. Sama-sama menanti lah," ujar Konjen yang akrab dipanggil Dede tersebut.
Kantor berita Australia AAP juga melaporkan, Perth siap menyambut kedatangan keluarga 239 penumpang dan awak MH370. Pemerintah Australia telah menjamin semua visa untuk mereka begitu puing-puing MH370 ditemukan.
Sammy Yap, presiden Asosiasi Chung-Wah Perth, mengungkapkan, jejaring luas warga Tionghoa di kota itu siap membantu para keluarga, baik secara fisik, emosi, maupun spiritual. "Kami siap sedia membantu dengan cara apa saja yang kami bisa," tegasnya kepada AAP.
"Perth adalah kota yang akan berusaha mengurangi kepedihan mereka dan membantu mereka menerima kehilangan itu," lanjutnya. (ken/mia/dod/c5/kim)
BEIJING - Malaysia mulai menuai risiko atas keputusannya mengumumkan penerbangan Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudra Hindia Senin malam (24/3).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
- CDC: Kasus Norovirus di Amerika Serikat Terus Meningkat Tajam
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel