Tiongkok Klaim Lindungi Muslim Uighur dari Radikalisme
jpnn.com, JAKARTA - Jurubicara Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Xu Hangtian mengatakan, etnis Uighur di Xinjiang rentan terhasut ideologi radikal. Ini disebabkan banyak dari mereka menganggur.
Xu pun memastikan pemerintah daerah setempat tidak tinggal diam atas situasi ini. Mereka menyediakan program pelatihan dan pendidikan vokasi gratis kepada sebagian orang yang terdampak oleh pemikiran ekstremisme di wilayah Xinjiang.
"Konten pelajarannya adalah bahasa mandarin, ilmu pengetahuan hukum, keterampilan kerja dan pendidikan deradikalisasi," papar Xu dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (20/12).
Kursus yang disediakan oleh lembaga pelatihan dan pendidikan vokasi itu termasuk produksi pakaian dan topi, pengolahan makanan, perakitan produk elektronik, tipografi dan pencetakan, e-commerce dan lain-lain.
"Para pelajar dapat mengambil satu atau dua kursus sesuai dengan keinginan dan kondisi diri sendiri," terangnya..
Setelah para pelajar lulus, institut ini akan merekomendasikannya kepada perusahaan lokal sesuai dengan keterampilan kerja mereka. Xu menjamin para pelajar itu dibayar gaji selama masa pelatihan.
"Kebiasaan kehidupan normal mereka dihormati dan dilindungi berdasarkan latar belakang eknis dan agamanya," ujarnya.
Menurut Xu, pelatihan vokasional ini efektif menghapuskan terorisme dan ekstremisme di Xinjiang juga mencegah kejahatan kekerasan dan teror.
Jurubicara Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Xu Hangtian mengatakan, etnis Uighur di Xinjiang rentan terhasut ideologi ekstrem
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang
- Bertemu Zhao Leji, Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok