Tiongkok Kutuk AS Karena WikiLeaks
Selasa, 26 Oktober 2010 – 04:44 WIB
BEIJING - Publikasi 400 ribu dokumen perang Iraq tentang kebrutalan pasukan Amerika Serikat (AS) oleh WikiLeaks Sabtu lalu (23/10) mengundang reaksi Tiongkok. Kemarin (25/10) pemerintahan Presiden Hu Jintao mengkritik catatan HAM negara yang sering mengklaim sebagai pelindung HAM tersebut.
"Besarnya pelanggaran (HAM) yang dilakukan (AS) membuat setiap orang, bahkan yang paling benar sekalipun, marah. Sekali lagi, sebuah tanda tanya besar tertuju kepada AS yang mendeklarasikan diri sebagai negara penegak dan pelindung HAM," kritik Beijing dalam artikel yang dipublikasikan China Daily. Pemerintahan Hu juga menyesalkan keengganan AS mengklarifikasi laporan WikiLeaks.
Baca Juga:
"Bertahun-tahun AS mengangkat tinggi panji-panji HAM untuk mengkritik bangsa lain, terutama negara-negara berkembang. Kini ternyata mereka sendiri melakukan pelanggaran yang sama," lanjut harian berbahasa Inggris yang pro pemerintah Tiongkok itu seperti dilansir Agence France-Presse. Beijing pun lantas menyebut Washington menggunakan standar ganda dalam penerapan HAM.
Sementara itu, Jubir WikiLeaks Kristinn Hrafnsson menolak tudingan bahwa organisasinya anti-AS. Pasalnya, sebelum memublikasikan 400 ribu dokumen rahasia perang Iraq, WikiLeaks melansir 70 ribu rahasia militer AS dalam perang Afghanistan. Dokumen-dokumen rahasia tersebut jelas membuat AS kalang kabut dan menuai kecaman masyarakat internasional. (hep/c10/dos)
BEIJING - Publikasi 400 ribu dokumen perang Iraq tentang kebrutalan pasukan Amerika Serikat (AS) oleh WikiLeaks Sabtu lalu (23/10) mengundang reaksi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Irak Ubah UU demi Legalkan Pernikahan Dini, Gadis 9 Tahun Boleh Dinikahi
- Trump Sewot Gegara Doa di Gereja, Desak Uskup Minta Maaf Terbuka
- Wamenlu Pastikan Tak Ada Pembicaraan Soal Wacana Pemindahan Warga Gaza ke Indonesia
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Donald Trump Presiden Amerika, Ini 5 Pernyataan Kontroversialnya di Hari Pertama