Tiongkok Larang Kuliah Online, Mahasiswa Diminta Kembali ke Negara Tempat Mereka Belajar
Menurut Dr Brown, langkah yang tidak terduga ini berdampak sangat besar bagi sekitar 100.000 mahasiswa Cina yang saat ini belajar di delapan universitas peringkat teratas di Australia.
"Kami sebenarnya sudah merencanakan untuk memanggil kembali mahasiswa ke kampus tahun ini. Tapi pengumuman mendadak ini terjadi tanpa pemberitahuan apa pun," katanya.
Menurutnya keputusan ini bisa berdampak pada pengurusan visa, tiket pesawat, dan tempat tinggal yang kondisinya semakin ketat saat ini.
"Saya pikir hal ini akan sangat menyulitkan mahasiswa," ujar Dr Brown.
Dewan Properti Australia menyatakan kembalinya kuliah tatap muka secara mendadak akan menambah tekanan pada sektor akomodasi terutama di beberapa kota besar.
Namun Departemen Pendidikan Australia menyatakan menyambut baik kebijakan Pemerintah Tiongkok.
Menteri Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri Australia telah menghubungi kalangan universitas di Australia untuk mengatasi dampak logistik jangka pendek dari keputusan tersebut.
Sekitar 260.000 mahasiswa Tiongkok terdaftar di universitas Australia pada tahun 2019 sebelum pandemi, menyumbang sekitar $13 miliar kepada perekonomian.
Pemerintah Tiongkok mengeluarkan dekrit yang memerintahkan seluruh mahasiswa yang kuliah secara online dengan universitas asing untuk kembali ke kelas tatap muka
- Wanita Global
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut