Tiongkok Mempertimbangkan Program Inseminasi Buatan Bagi Perempuan Lajang
Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun terakhir, pemerintah Tiongkok khawatir dengan menurunnya jumlah penduduk.
Karena itu muncul usulan agar perempuan yang masih lajang atau tidak menikah mendapatkan akses untuk mendapat program IVF dan pembekuan indung telur.
Para pejabat di Tiongkok sejauh ini belum memberikan komentar mengenai rekomendasi dari beberapa staf ahli pemerintah tersebut.
Investor melihat peluang
Membuka program inseminasi buatan secara nasional artinya akan menambah permintaan untuk mendapat perawat fertilitas.
Beberapa investor sudah meliriknya sebagai kesempatan untuk berkembang.
"Bila Tiongkok mengubah kebijakan dengan mengizinkan perempuan lajang memiliki anak, ini akan meningkatkan permintaan akan inseminasi buatan," kata Yve Lyppens, direktur pengembangan bisnis kawasan Asia Pasifik INVO Bioscience.
Perusahaan ini sedang menunggu persetujuan dari pemerintah Tiongkok untuk meluncurkan teknologi IVF setelah menandatangani persetujuan kerja sama dengan Onesky Holdings yang berbasis di Guangzhou tahun lalu.
"Namun bila ada peningkatan permintaan dalam seketika, Tiongkok akan memiliki persoalan yang lebih besar dalam penyediaan teknologi."
Khawatir dengan menurunnya jumlah penduduk di Tiongkok, pemerintah Tiongkok punya usulan agar perempuan lajang mendapatkan akses untuk program inseminasi buatan dan pembekuan indung telur
- Chief Human Capital Officer ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
- Gegara Kelakar soal Janda, Ridwan Kamil Dinilai Merendahkan Perempuan
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- KOPRI Dorong Adanya Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak di Tempat-Tempat Ini
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan