Tiongkok Mencoba Mengubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata

Jalanan Kashgar yang bersejarah di kawasan gurun di Tiongkok sebelah barat dikenal sebagai tempat lahirnya budaya Uyghur. Di tempat ini terdapat "Kota Kuno" yang belakangan ramai dikunjungi turis.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar bangunan terbuat dari batu bata khas kota tua ini dihancurkan pemerintah Tiongkok karena kekhawatiran gempa bumi, meski sudah bertahan selama hampir dua ribu tahun.
Kelompok aktivis Uyghur mengatakan penghancuran kota tua ini sebagai sebuah "genosida budaya."
Di tempat ini terdapat banyak kios yang menawarkan suvenir, seperti magnet kulkas, perhiasan murah, dan instrumen musik tradisional, sementara pengunjung bisa menaiki kereta listrik melewati kerumunan atau mengenakan kostum tradisional Uyghur untuk dipotret di masjid.
Tiongkok mengatakan lebih dari 180 juta turis datang ke provinsi Xinjiang sepanjang tahun ini, karena penawaran diskon dari pemerintah Tiongkok.
Pos-pos pemeriksaan sudah tidak ada lagi, tapi diganti dengan jaringan kamera dengan teknologi pengenalan wajah.
Ini jadi termasuk salah satu bentuk pengawasan yang menurut laporan PBB tahun lalu sebagai "bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan".
'Rebranding besar-besaran'
Selama beberapa tahun, wilayah Xinjiang ditutup dari sebagian besar media dunia, di tengah kampanye pemerintah Tiongkok untuk membasmi ekstremisme di kalangan penduduk Uyghur dan minoritas Muslim lainnya.
Selama beberapa tahun, wilayah Xinjiang ditutup dari banyak media di dunia. Apa rencana pemerintah Tiongkok sebenarnya?
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Balik Kucing
- Tarif Tarifan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia