Tiongkok Mencoba Mengubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata
Suara adzan pun tak lagi terdengar.
Jenggot panjang dan kerudung sulit ditemukan.
Kami tidak dapat menemukan siapa pun yang tahu di mana bisa membeli Al-Quran.
Masjid Id Kah yang berusia 600 tahun dan bisa menampung 5.000 jemaah Muslim, kini hanya jadi objek wisata utama.
Pemandu kami awalnya tidak ingin kami masuk saat waktu salat, namun akhirnya mereka mengizinkannya.
Pada hari kami berkunjung, beberapa orang sedang salat, kebanyakan dari mereka adalah warga lanjut usia dan tidak satu pun yang berusia di bawah 50 tahun.
Imam masjid, Maimaiti Jumai mengatakan kepada kami kalau ia "sangat puas" dengan upaya pemerintah Tiongkok untuk membasmi ekstremisme.
"Upaya yang dilakukan negara kami dalam menindak ekstremisme, menurut saya, menjadi contoh bagi dunia," ujarnya.
Selama beberapa tahun, wilayah Xinjiang ditutup dari banyak media di dunia. Apa rencana pemerintah Tiongkok sebenarnya?
- Dunia Hari Ini: Jutaan Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Presiden Joko Widodo
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Pemakan Anjing
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas