Tiongkok Mencoba Mengubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata

Tiongkok Mencoba Mengubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata
Wisatawan bisa mengenakan kostum tradisional Uyghur untuk pemotretan di tangga masjid. (ABC News: David Lipson)

Suara adzan pun tak lagi terdengar.

Jenggot panjang dan kerudung sulit ditemukan.

Kami tidak dapat menemukan siapa pun yang tahu di mana bisa membeli Al-Quran.

Masjid Id Kah yang berusia 600 tahun dan bisa menampung 5.000 jemaah Muslim, kini hanya jadi objek wisata utama.

Pemandu kami awalnya tidak ingin kami masuk saat waktu salat, namun akhirnya mereka mengizinkannya.

Pada hari kami berkunjung, beberapa orang sedang salat, kebanyakan dari mereka adalah warga lanjut usia dan tidak satu pun yang berusia di bawah 50 tahun.

Imam masjid, Maimaiti Jumai mengatakan kepada kami kalau ia "sangat puas" dengan upaya pemerintah Tiongkok untuk membasmi ekstremisme.

"Upaya yang dilakukan negara kami dalam menindak ekstremisme, menurut saya, menjadi contoh bagi dunia," ujarnya.

Selama beberapa tahun, wilayah Xinjiang ditutup dari banyak media di dunia. Apa rencana pemerintah Tiongkok sebenarnya?

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News