Tiongkok Minta AS Lindungi Investasinya
Sepakati Kerja Sama Atasi Krisis Global
Jumat, 05 Desember 2008 – 15:04 WIB
Perusahaan-perusahaan AS menilai, sejauh ini yuan masih tetap undervalued. Itu memberikan keuntungan bagi eksporter Tiongkok dan menambah surplus perdagangan Tiongkok. Kongres AS mendesak sanksi bagi Beijing jika gagal bereaksi cepat untuk melakukan kontrol nilai tukar.
Nilai tukar yuan terus melesat 20 persen atas dolar AS sejak Beijing memangkas pematokannya atas dolar pada Juli 2005. Namun, kurs yuan kembali mulai turun pekan ini setelah Tiongkok mengendalikan perdagangannya. Senin (1/12) nilai tukar yuan turun satu persen atas dolar AS atau penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir.
Bagaimana tanggapan Tiongkok? ''Sejak reformasi yuan diadopsi pada 2005, nilai tukar (mata uang itu) memang terus naik turun. Saat ini, yuan menjadi lebih fleksibel dan interaktif dengan mata uang dunia lainnya,'' kilah Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Liu Jianchao.
Dalam kesempatan itu, kedua negara juga sepakat untuk melakukan kerja sama dalam mengatasi krisis finansial global. AS berharap Beijing mempertahankan pertumbuhan ekonominya yang kuat guna meredakan krisis global.
BEIJING - Tiongkok coba memainkan kartu as-nya atas AS dalam forum Dialog Ekonomi Strategis (SED) di antara kedua negara di Beijing Kamis (4/12).
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru
- Winn Gas Luncurkan Produk Inovasi Terbaru, Ibu-Ibu Pasti Suka
- Lewat Cara ini SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Mewujudkan Asta Cita
- Baru Dirilis Awal Januari, Andal by Taspen Telah Diunduh Lebih Dari 1 Juta Peserta
- Menteri PPPA Ingin Tingkatkan Taraf Hidup Perempuan
- Bank Mandiri Promosikan Sektor IT ke Investor Hong Kong