Tiongkok Mulai Memberikan Paspor Vaksin, Negara Lain Masih Mengkhawatirkan Soal Privasi
Namun Inggris dan Amerika Serikat, dua negara yang juga sudah melakukan vaksinasi besar-besaran, belum ada aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah.
Di Inggris, penambahan informasi warga ke dalam aplikasi Sistem Layanan Kesehatan Nasional (NHS) telah ditolak oleh 200.000 warganya melalui petisi, sehingga memaksa parlemen untuk memperdebatkannya kembali.
Warga yang menolak mengatakan tindakan ini akan menciptakan "masyarakat dua kelas di mana beberapa orang dapat mengakses bantuan dan merasakan kebebasan, sementara yang lainnya tidak, terutama kaum marginal," menurut laporan BBC.
Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden masih bergerak hati-hati sejak menandatangani perintah eksekutif di bulan Januari, untuk melakukan digitisasi dan membagikan data vaksinasi.
Masalah data pribadi tampaknya telah mengikis antusiasme pihak administrasi, melihat kejadian baru-baru ini di mana juru bicara AS menolak panggilan masuk dari industri pariwisata yang menuntut ketegasan mereka tentang hal ini.
"Dan kami akan mempertimbangkan bagaimana menyimpan data itu di tengah semakin banyaknya orang yang divaksinasi. Namun, kami akan mengerahkan energi dan sumber daya kami."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari berita dalam bahasa Inggris di sini
Warga yang sudah menerima vaksin COVID-19 di Tiongkok telah menerima akses paspor digital khusus yang mengizinkan mereka untuk bepergian ke luar negeri
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu