Tiongkok Mulai Ramah ke Nelayan Filipina
jpnn.com - MANILA - Ketegangan di Scarborough Shoal, kawasan di Laut China Selatan yang selama ini menjadi sengketa Filipina dan Tiongkok, mereda.
Lawatan Presiden Rodrigo Duterte ke Tiongkok beberapa waktu lalu diklaim menjadi penyebabnya. Beijing, kini terkesan membiarkan kapal-kapal Filipina mencari ikan di kawasan tersebut.
"Filipina dan Tiongkok telah mencapai kesepakatan tentang sengketa di Scarborough Shoal,’’ kata salah seorang ajudan senior Duterte dalam jumpa pers Senin (31/10) kemarin.
Pada 2012, Beijing mengambil alih Scarborough Shoal di wilayah laut yang diperebutkan kedua negara. Sejak saat itu, Tiongkok rutin berpatroli di sana. Ada sekitar empat kapal patroli yang hampir setiap hari mengusir atau menghardik kapal ikan Filipina.
Hermogenes Esperon, penasihat keamanan nasional Filipina, menyatakan bahwa Duterte memang membicarakan sengketa di kawasan tersebut dengan Presiden Xi Jinping saat berkunjung ke Beijing. ’’Perundingan itu membuahkan kesepahamanan yang bisa kita saksikan sekarang,’’ katanya.
Sejak pekan lalu, nelayan-nelayan Filipina bisa kembali memanen hasil laut di kawasan sengketa.
Esperon menjelaskan, Duterte dan Xi memang tidak meneken kesepakatan. Dia juga tidak yakin kesepahaman dua pemimpin itu bisa disebut sebagai kesepakatan. ’’Yang pasti, nelayan-nelayan kami tidak akan menjadi sasaran empuk penjaga pantai Tiongkok yang berpatroli di kawasan tersebut,’’ terangnya.
Jika tadinya personel Angkatan Laut (AL) ikut berpatroli, kini tidak ada lagi. "Semuanya sudah menjadi lebih ramah,’’ kata Esperon.
MANILA - Ketegangan di Scarborough Shoal, kawasan di Laut China Selatan yang selama ini menjadi sengketa Filipina dan Tiongkok, mereda. Lawatan Presiden
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis
- Hamas Anggap Pertukaran Tawanan dengan Israel Kemenangan Bersejarah